Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upacara di Tengah Sungai Elo, Refleksi Perjuangan dan Cinta Alam Indonesia

Kompas.com - 17/08/2016, 19:45 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Pada umumnya upacara bendera dilakukan di halaman maupun lapangan. Namun para pecinta wisata dan olahraga arung jeram (rafting) ini melakukan upacara bendera di tengah Sungai Elo, Dusun Banar, Desa Deyangan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (17/8/2016) siang.

Para peserta yang berjumlah sekitar 130 orang itu terlebih dahulu melakukan arung jeram menyusuri sungai Elo dari starting point di Desa Blondo, atau sekitar tiga kilometer dari lokasi upacara.

Mereka terbagi dalam 17 kapal. Sampai di lokasi, peserta yang masih menaiki perahu itu lalu berbaris rapi di pinggir sungai.

Arus air sungai di lokasi tersebut cukup tenang dan luas sehingga peserta tidak kesulitan berbaris.

Layaknya sebuah upacara, seorang pemimpin upacara terlihat bediri tegak di tengah sungai yang dangkal itu. Tiga orang yang bertugas membawa bendera terlihat menaiki perahu dari pinggir sungai, lalu turun berbaris menuju tiang bendera yang sudah disiapkan.

Bendera merah putih dikibarkan. Serentak para peserta mengambil sikap hormat kemudian menyanyikan lagi kebangsaan Indonesia Raya. Meski berlangsung singkat, tanpa pakaian seragam, namun upacara berlangsung khidmat dan penuh semangat. Pekikakan "Merdeka" sebanyak tiga kali terdengar lantang sebelum upacara berakhir.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan arung jeram menyusuri sungai Elo hingga garis finish.

Rohadi, koordinator kegiatan, menjelaskan bahwa upacara tesebut digelar dalam rangka memperingati HUT ke-71 Kemerdekaan RI. Upacara sengaja digelar di sungai sebagai refleksi bahwa untuk mencapai cita-cita membutuhkan perjuangan yang tidak mudah.

Sama halnya ketika para pahlawan Indonesia berjuang, bertumpah darah, merebut kemerdekaan RI dari tangan penjajah.

"Ketika berarung jeram kita akan menyusuri sungai yang tentu tidak landai-landai saja, kita akan menemui jeram-jeram kecil, jeram besar hingga bebatuan. Itu tantangan yang harus dilewati sebelum akhirnya kita sampai ke tujuan atau garis finish. Ini menjadi gambaran kecil saja ketika pahlawan dahulu memperjuangkan kemerdekaan," papar Hadi.

Selain itu, menurut Hadi, upacara ini sekaligus menjadi simbol rasa cinta kepada bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan alam luar biasa, termasuk sungai-sungai yang mengalir dan menjadi sumber kehidupan makhluk sekitarnya.

Sungai Elo, kata Hadi, selama ini telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar, terutama sebagai sumber air bersih, pengairan lahan pertanian termasuk menjadi objek wisata alam arung jeram.

"Sungai adalah bagian dari alam yang telah memberikan banyak manfaat bagi kami semua, bagi flora dan fauna. Indonesia memiliki kekayaan alam itu," kata Hadi yang juga manager operator Elo River Rafting and Adventure ini.

Oleh sebab itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk berbuat nyata demi Indonesia dengan hal-hal yang mudah saja, seperti menjaga lingkungan sekitar agar tetap lestari dan memberikan manfaat bagi kehidupan.

Jony Hartanto, salah satu peserta upacara arung jeram mengaku bangga bisa ikut kegiatan tersebut. Ia mengaku baru pertama kali menjadi peserta upacara arung jeram, meski sudah berkali-kali berwisata arung jeram.

Pria asal Solo ini tidak sendiri namun bersama rekan-rekan kerjanya di sebuah perusahaan distributor obat dan makanan di Solo, Jawa Tengah.

"Kami antusias sekali, kegiatan ini unik, membuat kami semakin mencintai Indonesia. Membuat kami lebih guyup rukun, apalagi perusahaan kami juga sedang merayakan ulang tahun," kata Jony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com