Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awak Kapal TB Charles Berganti Jalur Sebelum Penyanderaan di Filipina

Kompas.com - 29/06/2016, 05:42 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Nakhoda dan awak tugboat (TB) Charles memutuskan berganti arah melintasi jalur konflik di Filipina hingga mereka dicegat oleh kelompok bersenjata yang mengaku anggota Abu Sayyaf.

Keputusan berganti jalur itu diambil untuk menghemat waktu perjalanan dan ongkos perjalanan yang diberi perusahaan.

"Lebih cepat satu hari," kata Syahril, Masinis IV, Selasa (28/6/2016).

Syahril mengatakan, jalur konflik di Filipina memang rute rawan konflik. Namun, selama ini mereka tidak pernah mengalami gangguan dan hambatan.

Sejak penyanderaan TB Brahma 12 dan TB Henry beberapa waktu lalu, syahbandar mewajibkan kapal melalui jalur aman demi menghindari kapal Indonesia tersangkut konflik di Filipina. Perusahaan Pelayaran Rusianto Bersaudara, pemilik TB Charles 001, menyepakati hal itu.

Terbitlah surat pernyataan dari perusahaan untuk perjalanan bongkar muat di Cagayan de Oro Port di Filipina. Mereka pun mengambil rute perairan Basilan dan Zamboaga, baik pergi maupun kembali. Mereka menghindari jalur perairan Jolo.

Jalur Basilan-Zamboaga ini dianggap bukan rute biasa. Sebelum berangkat, awak Charles memerlukan biaya perjalanan dan cadangan yang berbeda dari biasanya.

Namun, kata Syahril, tidak ada biaya tambahan untuk rute baru ini. Perusahaan pemilik kapal menganggap biaya perjalanan tetap sama dengan jalur yang biasa dilalui.

"Kita minta tambahan tidak dikasih. Katanya cukup saja. Makanya kita ke (lewat perairan Pulau Jolo) ini," kata Syahril.

Syahril mengatakan, keputusan rute mana yang dipilih menjadi otoritas nakhoda dan perwira kapal. Namun, para anak buah kapal memiliki pengalaman berlayar ke luar negeri, termasuk ke Filipina. Rata-rata awak kapal pernah melakoni perjalanan di jalur perairan Jolo.

Karena alasan itu, nakhoda memutuskan mengambil jalur rawan konflik itu. Mereka beranggapan bahwa selama ini mereka selalu aman di sana.

Albertus Temu Slamet, juru mudi tugboat, mengatakan punya pengalaman berlayar di jalur konflik, termasuk melintas di perairan Pulau Jolo dan jalur konflik lain. Ia mengaku, selama ini tidak sekalipun mengalami hambatan.

"Paspor sudah tidak saya hitung lagi. Banyak sekali ke sana (Filipina)," kata Albertus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com