Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diusulkan, Bendung Karet untuk Atasi Rob di Semarang

Kompas.com - 28/06/2016, 12:23 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Penanganan banjir rob di jalur Pantura Semarang masih dilakukan dengan pemanfaatan pompa serta pembuatan tanggul sementara. Upaya tersebut dinilai masih belum cukup, lantaran air pasang masih saja meluber hingga jalanan.

Salah seorang warga Semarang, Gabriel meminta pemerintah mencoba cari cara lain agar akses utama jalanan itu tidak terkena air. Penanganan rob juga didorong agar bisa sekaligus menuntaskan air pasang yang masuk ke rumah warga dan tempat usaha.

“Bagaimana kalau di semua sungai di Pantura itu dibangun bendung karet. Air laut menggelembung engak bisa masuk sungai,” kata Gabriel saat memberikan usulan dalam Mas Ganjar Menyapa, Selasa (28/6/2016).

Bendung karet yang dimaksud ialah membuat bendungan dari karet yang ditempatkan di setiap muara sungai. Menurut Pakar Hidrologi Universitas Diponegoro Semarang, Nelwan, teknologi bendung karet berhasil diterapkan di Tiongkok.

(Baca juga: Strategi Ganjar Atasi Banjir Rob di Semarang)

Bendung karet juga pada kurun tahun 1980-an juga diterapkan di Sungai Welahan, Jepara dan Kali Wedung, Demak.

Cara itu diklaim masih berfungsi hingga sekarang ini. Pembuatan bendung karet juga lebih hemat ketimbang polder atau kolam retensi.

Salah seorang warga yang bekerja di Kelurahan Mlatiharjo, Semarang Timur, Titi mengatakan daerah tersebut saban hari terkana rob. Kini ada enam RW yang tiap hari berjibaku dengan air pasang.

(Baca juga: Ganjar: "Londo" Saja Tidak Sanggup Atasi Banjir Rob)

“Di depan kantor kami ada kali Banger, talut di kali itu mrembes, bocor, ada beberapa ambrol. Mohon di Kali Banger dibantu pompa, ada bantuan karung tapi belum cukup,” kata dia.

Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pilihan mengatasi rob dengan membangun bendung karet bisa jadi salah satu pilihan. Konsep penanganan rob ada beragam, mulai dari tanggul raksasa (sea wall), sabuk pantai, hingga geo membran.

“Tapi semua teknologi berkait dengan karakteristik pantai. Kondisi penurunan muka bumi di pantura beda-beda, tapi opsi itu bisa dipakai,” kata Ganjar.

Upaya penanganan darurat banjir rob sementara ini masih dilakukan. Namun, di beberapa tempat dibutuhkan satu kolam retensi besar untuk menampung semua aliran air. Pilihan membuat kolam retensi besar ada di kawasan Tambak Lorok, namun hal itu sulit dilakukan.

“Hari ini sudah ada 15 pompa besar, yang kecil juga lebih banyak lagi. Kondisi masih darurat dan kami tambah tanggul sementara lagi. Kami sudah bicara dengan menteri dan presiden soal ini (rob),” pungkas suami Siti Atiqoh ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com