Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlilit Utang, Seorang Guru Nekat Merampok

Kompas.com - 04/05/2016, 19:19 WIB

PEKANBARU, KOMPAS — Risti Sardi (24), seorang guru perempuan yang mengajar di Yayasan Lembaga Pendidikan Islam, Pekanbaru, Riau, dirampok oleh Raf (33), rekannya sesama guru di sekolah itu, saat negara memperingati Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei lalu.

Saat melakukan aksinya, Raf menyamar sebagai perempuan dengan mengenakan gaun, hijab, dan sarung tangan.

"Perampokan itu terjadi pada pukul 07.30 di ruangan guru di Sekolah YLPI, Pekanbaru. Kami telah menahan tersangka dengan mengamankan barang bukti sebuah tas sandang milik korban, uang tunai Rp 3 juta, sehelai baju perempuan, kerudung, masker, dan sarung tangan," ujar Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Bukit Raya Pekanbaru Inspektur Dua M Bahari Abdi, Selasa (3/5/2016).

Menurut Bahari, pada Senin pagi Raf sudah ada di ruang guru. Tidak berapa lama Risti hadir di ruangan. Raf dengan cepat menyambar tas sandang rekannya dan mencoba melarikan diri.

Namun, Risti melawan dan mempertahankan tasnya. Hal ini yang membuat Raf melakukan kekerasan dengan memukul dan membanting Risti ke lantai. Tas dapat berpindah tangan. Raf berusaha melarikan diri, Risti berteriak meminta tolong.

Teriakan itu didengar guru yang baru datang dan penjaga keamanan sekolah. Raf akhirnya terkepung dan berhasil ditangkap, lalu dibawa ke Mapolsek Bukit Raya.

Ditemui di Mapolsek Bukit Raya, Selasa, Raf mengaku tidak bermaksud merampok rekannya sendiri. Ia mengaku menyesal dan meminta maaf kepada Risti.

Pengakuan Raf, Senin pagi itu ia berencana merampok uang kas sekolah dan barang-barang berharga di ruangan guru. Namun, sebelum melakukan aksinya, Raf dipergoki Risti yang datang lebih pagi. Raf akhirnya mengalihkan aksinya merampok Risti.

Ia menyamar sebagai perempuan untuk kamuflase agar tidak dikenali orang. Padahal, saat datang ke sekolah, Raf berpakaian biasa layaknya laki-laki agar tidak dicurigai. Setelah sampai di sekolah, lelaki bertubuh gempal dengan potongan rambut pendek itu bersalin pakaian perempuan milik istrinya.

Pengakuan Raf, dirinya terpaksa merampok karena terlilit utang karena selama bekerja 10 tahun di YLPI hanya bergaji sekitar Rp 1,3 juta per bulan. Gaji itu tidak cukup untuk menutup biaya hidup keluarga sehingga Raf berutang ke sana kemari untuk menutup kekurangannya.

Beberapa hari terakhir, Raf dipaksa membayar utang sebesar Rp 1,5 juta. Desakan itu, kata Raf, yang mendorong dirinya melakukan pencurian.

Pengamat sosial Riau, Rawa el Amady, mengatakan, ada yang salah jika seorang guru sampai melakukan aksi kejahatan. "Saya miris mendengar kejadian ini. Secara hukum, siapa pun yang melakukan aksi kejahatan mesti mendapat ganjaran. Namun, ada yang ingin saya pertanyakan, apakah benar gajinya hanya Rp 1,3 juta sebulan seperti yang diungkapkannya kepada polisi? Upah minimum buruh di Pekanbaru saja sudah di atas Rp 2 juta," kata Rawa.

Persoalan guru seperti Raf bergaji tidak layak, kata Rawa, diyakininya masih sangat banyak terjadi di Riau. (SAH)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Mei 2016, di halaman 23 dengan judul "Terlilit Utang, Seorang Guru Nekat Merampok".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com