Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Sungai "Dicaplok" Megaproyek JIIPE, Warga Manyar Datangi DPRD Gresik

Kompas.com - 21/04/2016, 20:06 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Untuk kesekian kalinya, kawasan Industri Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) yang berada di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mendapat protes dari warga sekitar.

Beberapa orang yang mengaku warga Manyar mendatangi DPRD Gresik, Kamis (21/4/2016), untuk mengadukan bahwa ada lima sungai yang merupakan anak kali Mireng di kawasan tersebut telah "dicaplok" pihak pengembang JIIPE. Kelima sungai itu antara lain Sungai Bengawan Mati, Baru, Berang Ilat, Berang Bugel, dan Sungai Pancur.

“Kini kelima sungai itu mengalami penyempitan dan pendangkalan. Padahal, sungai-sungai itu merupakan jantung dari tambak-tambak yang ada di kawasan JIIPE. Baik untuk transportasi maupun irigasi,” ungkap Syamsudin (48), salah seorang warga Manyar yang mendatangi kantor DPRD Gresik, Kamis (21/4/2016).

Menurut Syamsudin yang juga bertindak sebagai koordinator aksi, meski sebagian besar lahan sudah dibebaskan untuk megaproyek kawasan industri terpadu itu, namun sampai saat ini setidaknya masih tersisa sekitar 2.000 hektar tambak yang dimiliki warga. Sementara para pemilik tambak masih memerlukan irigasi dan transportasi dari kelima sungai tersebut.

“Karena proyek JIIPE sangat merugikan warga, kami berharap jajaran DPRD Gresik dapat merespons keluhan ini. Saat ini, mungkin belum terasa, karena warga masih memiliki sisa penjualan lahannya. Namun untuk tahun-tahun depan, saya yakin pasti akan terasa,” jelasnya.

Pengakuan Syamsudin juga dibenarkan oleh Abdurohman Ubaid (42), warga Manyar lain yang juga ikut mendatangi kantor DPRD Gresik. Ia mengatakan, megaproyek JIIPE tidak hanya mengurangi pendapatan petani sekitar, tetapi juga menggerus beberapa lahan umum seperti sungai.

Hal itu akhirnya membuat pendapatan warga yang sebagian besar masih bergantung pada hasil tambak menjadi menurun.

“Silahkan dicek sendiri kalau tidak percaya. Sebab tidak hanya mengalami pendangkalan, tetapi sungai yang dulunya memiliki lebar 16 meter, kini lebarnya hanya menjadi 4 meter,” tutur Ubaid dengan nada kesal.

Kedatangan warga Manyar di kantor dewan diterima oleh Wakil Ketua DPRD Gresik Nur Qolib di ruang kerjanya, bersama dengan Ketua Komisi C DPRD Gresik M Syafik AM. Kedua wakil rakyat ini berjanji akan membantu warga Manyar dalam mencari kebenaran.

“Untuk keluhan ini, akan kami tindaklanjuti dengan mempertanyakannya kepada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait. Seperti Dinas PU (Pekerjaan Umum), Lingkungan Hidup, Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP), dan juga Dinas Pengairan, apakah itu benar seperti yang ada di lapangan,” tukas Syafik.

“Sebab, keluhan ini bukan hanya milik warga, namun juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Apalagi, yang dikeluhkan itu atas ancaman hilangnya fasum (fasilitas umum),” lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com