Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Sederhana Selamatkan Kepunahan Ikan Endemik Ciliwung

Kompas.com - 10/04/2016, 11:59 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Pagi itu, Sabtu (9/4/2016), pinggiran sungai Ciliwung nampak ramai. Sejumlah orang yang menyebut dirinya Komunitas Peduli Lingkungan terlihat menyiapkan karung plastik berisi bibit-bibit ikan.

Di tempat yang sama, beberapa anak sekolah berbaju pramuka riang menyaksikan kegiatan itu. Ya, agenda hari itu adalah menebar 100.000 benih ikan endemik sungai Ciliwung dan Cisadane untuk menjaga populasi ikan di dua sungai tersebut.

Ada dua jenis ikan yang ditebar, yakni tawes dan nilam. Keduanya merupakan ikan endemik Ciliwung dan Cisadane yang sudah terancam punah. Bahkan, saat ini sudah sulit ditemui di kedua sungai tersebut.

Berdasarkan penelitian di tahun 1910, ditemukan 187 jenis ikan yang hidup di sungai Ciliwung. Namun seratus tahun kemudian, di tahun 2010, peneliti mengungkap hanya tinggal 18 jenis ikan saja yang tersisa.

Berangkat dari kondisi itu, Komunitas Peduli Lingkungan yang beranggotakan Alumni SMA Negeri 2 Kota Bogor angkatan 1977 ini mengajak masyarakat untuk peduli terhadap degradasi lingkungan, terutama wilayah sungai di Kota Bogor.

Ketua Panitia Boy Salamudin mengatakan, kegiatan tersebut merupakan komitmen dalam membantu dan mendukung program pemerintah daerah dalam konteks kelestarian ekosistem. Menurut Boy, pembuangan limbah-limbah ke sungai juga perlu diperhatikan agar ekosistem sungai tetap terjaga.

"Dulu, kondisi sungai di Ciliwung indah. Banyak dipenuhi jenis-jenis ikan. Namun, sekarang tidak banyak ikan yang hidup di sini (Ciliwung). Kepunahan ini merupakan isu serius dan berdampak pada degradasi lingkungan," ucap Boy, Sabtu (9/4/2016).

Boy berharap, gerakan ini dapat melahirkan komunitas-komunitas peduli lingkungan lain untuk bersama-sama bersinergi dengan pemerintah daerah menjaga kelestarian lingkungan.

"Kami juga akan melakukan penebaran benih di Situ Gede untuk menjaga keseimbangan ekosistem di tempat itu yang juga mengalami pendangkalan," katanya.

Sementara itu, Humas Komunitas Peduli Lingkungan Endang Kuswaya menjelaskan, awalnya cukup sulit untuk meyakinkan orang-orang tentang gerakan ini.

"Terus terang, awalnya di kelompok kami kurang yakin dengan gerakan ini. Hanya gerakan yang percuma. Namundengan keyakinan, kami berusaha mengajak semua orang agar peduli dengan ekosistem lingkungan Ciliwung," papar Endang.

"Sungai adalah sumber kehidupan untuk warga sekitar. Silahkan, ambil ikan-ikan di sungai dengan cara yang benar. Jangan sampai diracun atau disetrum," tambah dia.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, ikan-ikan endemik Ciliwung saat ini sulit ditemukan salah satu faktornya karena kelalaian manusia.

"Banyak faktor yang mempengaruhi terutama perilaku manusia seperti pemancingan dan penangkapan tanpa dilanjuti aksi memelihara dan menebar benih. Selain itu, faktor pencemaran tetap menjadi hal yang utama. Seperti buang limbah dan sampah secara sembarangan," ungkap Bima.

Menurutnya, degradasi lingkungan di Kota Bogor tidak hanya terjadi di sungai melainkan juga lingkungan darat dan udara. Bima mencontohkan, spesies burung di Kebun Raya Bogor pun saat ini mengalami penurunan yang cukup drastis.

"Puluhan tahun yang lalu ada 500 jenis burung di Kebun Raya Bogor. Namun, seiring perubahan lingkungan, jenis burung menyusut menjadi tinggal 67 jenis," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com