NABIRE, KOMPAS.com - Banjir setinggi satu meter menggenangi 77 unit rumah di Kampung Sima, Kabupaten Nabire, sejak Jumat (25/3/2016) kemarin.
Sebanyak 120 warga suku Yerisiam di Sima yang mengungsi akibat bencana alam ini.
Berdasarkan pantauan salah satu tokoh adat di Nabire John Gobay, Sabtu (26/3/2016), banjir disebabkan karena hujan deras yang melanda kampung itu selama dua hari terakhir. Akses jalan darat ke kampung ini lumpuh total karena putusnya jembatan setelah diterjang banjir.
"Ada korban yang mengungsi sementara ke rumah kerabatnya yang tak terkena dampak banjir. Sementara beberapa korban lainnya mendirikan tenda darurat di lokasi yang terletak di dataran tinggi," kata John.
Dia pun mengungkapkan, selama ini kampung itu tak pernah mengalami banjir. Namun, sejak adanya pembukaan lahan untuk perkebunan sawit menyebabkan terjadinya bencana ini.
"Kampung Sima diapit dua perusahaan sawit. Seharusnya pemerintah segera mengevaluasi keberadaan perusahaan sawit dengan mencabut ijin operasi dan memulihkan kembali fungsi hutan sebagai penyangga air," tutur John.
Robertino Hangebora, salah seorang korban banjir, mengatakan, ketinggian air masih satu meter. Sebab, curah hujan yang cukup tinggi di Nabire selama dua hari terakhir.
Dia pun mengungkapkan, pihaknya hanya mendapatkan bantuan mie instan dan beras yang diberikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nabire dan pihak kepolisian setempat.
"Kami berharap pemerintah juga memberikan bantuan obat-obatan, air bersih, dan selimut. Banyak balita yang tinggal di tenda darurat dengan kondisi yang kurang layak," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Adat Suku Yerisiam ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.