Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggas Mati di Sukabumi, Pemerintah Setempat Pastikan Akibat Flu Burung

Kompas.com - 25/03/2016, 22:38 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Iwan Karmawan menyatakan untuk sementara kasus kematian unggas di Kampung Cigeulong, Kecamatan Cikidang positif akibat flu burung.

Informasi tersebut berdasarkan laporan sementara dari Balai Besar Penelitian Veteriner (Balitvet) Bogor. Sebelumnya, tim Balivet telah mengambil sampel darah dari ayam masih hidup di lokasi pada Rabu (23/3/2015) lalu.

''Info sementara yang kami terima kasus kematian unggas di Cikidang itu positif flu burung. Namun laporan tertulis dari Balitvet Bogor akan diterima minggu depan,'' kata Iwan saat dihubungi Kompas.com melalui telepon selularnya, Jumat (25/3/2016) malam.

Terkait adanya sejumlah bangkai unggas yang dibuang ke sungai, Iwan menyatakan segera memerintahkan para petugas agar mengecek ke lokasi. Dikhawatirkan, dari bangkai unggas tersebut, akan tersebar virus flu burung ke unggas lainnya.

''Sebenarnya kami sudah sering menyosialisasikan kepada masyarakat, bila ada unggas mati mendadak atau terkena penyakit harus dikubur. Juga segera melaporkan ke petugas kami,'' ujar dia.

(Baca: Puluhan Unggas Mati Dibuang ke Sungai)

Menurut Iwan, terungkapnya kasus kematian unggas di Cikidang ini terjadi saat Tim Balitvet dan petugas Disnak Kabupaten Sukabumi sedang mengecek dan mengambil sampel unggas di wilayah Kecamatan Kabandungan.

Saat itu tim pun langsung mengecek kasus kematian unggas di Kampung Cigeulong, Kecamatan Cikidang. Berdasarkan laporan petugas, kasus kematian unggas di Cikidang tersebut terjadi dua pekan lalu.

''Sehingga, pada saat pengambilam sampel sudah tidak lagi ditemukan unggas yang mati. Tim Balitvet pun mengambil sampel darah unggas yang hidup untuk dibawa ke laboratorium,'' tuturnya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Winda Sri Rahayu mengatakan bangkai unggas yang dibuang ke sungai sangat sulit untuk menelusurinya. Apalagi, kasus kematian unggas di Cikidang ini sudah dua pekan yang lalu.

''Kami sudah sering menyosialisasikan kepada masyarakat bila ada unggas yang mati itu harus dikubur dan tidak dibuang ke sungai,'' kata Winda saat dihubungi Kompas.com Jumat malam.

Menurut Winda, virus flu burung juga tidak bertahan lama di udara bebas, terlebih lagi bila ada cuaca panas. Namun, pemerintah setempat tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi air dari sungai tersebut.

''Masyarakat tidak mengkonsumsi air sungainya. Bila dipakai mandi, cuci ya harus hati-hati,'' ujarnya.

Winda juga mengimbau kepada seluruh warga untuk tidak membuang bangkai unggas sembarangan atau ke sungai, tetapi harus dikubur. Juga saat menangani bangkai unggas harus memakai sarung tangan atau kantong keresek, penutup mulut atau masker.

''Biasakan juga selalu mencuci tangan dengan sabun dan melakukan secara rutin perilaku pola hidup bersih dan sehat. Juga tidak mengkonsumsi unggas yang sakit atau yang pernah bergaul dengan yang sakit,'' imbau Winda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com