Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Unggas Mati Dibuang ke Sungai

Kompas.com - 24/03/2016, 19:45 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Puluhan unggas di Kampung Cigeulong, Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mati nyaris bersamaan dalam sebulan terakhir ini. Ironisnya, hewan-hewan itu justru dibuang ke sungai kecil yang mengalir di kampung setempat.

Para pemilik unggas di kampung tersebut menduga kematian unggas miliknya akibat penyakit tetelo atau newcastle disease virus (ND). Namun, dengan merebaknya informasi mengenai penyebaran penyakit flu burung, warga pun sempat cemas dan khawatir.

Kekhawatiran warga itu dihubungkan dengan tiga warga yang menderita sakit panas dalam beberapa hari lalu. Peristiwa itu terjadi di Kampung Cigeulong RT 01 RW 07 Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang.

''Saya sudah mendata, ada 65 ekor ayam dan 15 ekor bebek milik warga yang mati, namun matinya tidak bersamaan. Hanya saja ada warga kami yang sakit panas,'' kata Ketua RT 01 Suparman kepada Kompas.com saat ditemui di Kampung Cigeulong, Kamis (24/3/2016).

Ketua RT 03 Wawan mengatakan, di wilayahnya juga sempat beberapa ayam mati. Akan tetapi, kejadiannya beberapa bulan lalu. Warga atau pemelihara biasanya menyebut unggasnya mati itu karena leuntuk (bahasa Sunda) atau tetelo.

''Unggasnya mati itu terkena leuntuk karena sebelum mati biasanya terserang sakit terlebih dahulu,'' ujar Wawan.

Kedua ketua lingkungan di Kampung Cigeulong itu mengakui, hingga saat ini belum pernah ada petugas Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi yang melakukan vaksinasi terhadap unggas peliharaan warganya.

'Belum ada petugas dari Dinas Peternakan kesini yang mengambil sampel. Padahal kami juga ingin tahu kepastian penyakit yang diderita unggas hingga mati. Walaupun kami biasanya menyebut matinya karena leuntuk,'' kata Wawan.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Harun Alrasyid menyatakan, pihaknya sudah memeriksa warga yang menderita sakit panas bersamaan dengan banyaknya unggas mati di Kampung Cigeulong.

''Warga yang menderita sakit itu sudah diperiksa tim medis. Hasilnya hanya sakit flu biasa saja. Mudah-mudahan tidak mengarah ke suspect flu burung,'' kata Harun kepada Kompas.com saat mengunjungi Kampung Cigeulong, Kamis (24/3/2016).

Menurut Harun, puluhan ayam dan bebek yang mati di Kampung Cigeulong dalam sebulan itu tidak mati mendadak. Sebelum mati, unggas itu sudah sakit terlebih dahulu.

''Kalau kasus flu burung harus mati mendadak, kalau di sini semuanya mengalami sakit dulu baru mati,'' imbuhnya.

Tentang bangkai ayam yang dibuang ke sungai, Harun mengatakan hal itu bahwa tugasnya tidak mengejar-ngejar bangkai ayam yang terbawa air sungai. Namun, ia akan segera memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya penyakit flu burung.

''Tugas kami salah satunya akan memberikan penyuluhan atau promosi kesehatan. Kami tidak melarang warga memelihara ayam, tapi warga juga harus bisa memenuhi syarat-syarat yang bisa memenuhi prosedur kesehatan. Kami akan memberikan pengetahuan mengenai bahayanya flu burung,'' kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com