Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Kecolongan, Pemkot Magelang Perketat Seleksi Penghuni Rusunawa

Kompas.com - 17/03/2016, 06:16 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Antusiasme masyarakat untuk menempati rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kota Magelang cukup tinggi, meski pembangunannya masih belum rampung.

Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Magelang mencatat sudah ada 250 kepala keluarga yang mengirimkan formulir pendaftaran untuk menghuni rusunawa, sampai pada batas akhir pendaftaran Selasa (15/3/2016) lalu. Padahal, daya tampung rusunawa masing-masing hanya 92 unit atau total 184 kamar dengan tipe 24.

"Animo masyarakat cukup tinggi. Kebanyakan mereka dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), seperti pekerja informal dan formal, PKL, dan lainnya," ujar Kepala DPU Kota Magelang, Deddy Eko Sumarwanto, Rabu (16/3/2016).

Adapun dua rusunawa yang tengah dibangun tersebut terletak di Kampung Nglarangan dan Kampung Tidar Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah. Rusunawa dibangun atas bantuan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) RI.

Deddy mengatakan saat ini, tim seleksi masih terus melakukan verifikasi data pemohon serta penyisiran ke hunian pemohon. Tim ini beranggotakan dari unsur pemerintahan, antara lain Bagian Hukum, Bagian Perlengkapan, Camat, dan Lurah.

"Proses verifikasi diperketat agar tepat sasaran," katanya.

Deddy menyebutkan pembangunan rusunawa akan selesai pada April 2016 mendatang. Pemerintah menyediakan beberapa fasilitas dalam rusunawa tersebut, termasuk fasilitas khusus bagi para penyandang difabel.

Disebutkan, khusus difabel, akan disediakan dua kamar yang ada di lantai satu. Ukuran pintu kamar juga lebih lebar sekira 90 sentimeter, sedangkan pintu kamar lainnya hanya 80 sentimeter.

"Khusus kamar bagi penyandang difabel, water closed (WC)-nya duduk, dan yang lainnya WC jongkok,” imbuh dia.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, menambahkan pihaknya cukup selektif dan memastikan akan mengawasi ketat tim seleksi penghuni rusunawa.

”Harus betul-betul selektif. Benar-benar untuk membantu rakyat kita yang huniannya sudah tidak layak,” kata Sigit.

Sigit menyatakan, sejauh ini rusunawa diprioritaskan untuk warga yang berada di kawasan kumuh, rumah liar dan warga yang tinggal di tanah bukan milik sendiri.

”Prioritas adalah warga yang betul-betul kurang mampu. Jangan sampai kita kecolongan seperti daerah metropolitan lain, yang ternyata dihuni orang-orang yang sudah pakai mobil dan sudah mampu. Itu kan tidak pas,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com