Berdasarkan pantauan Kompas.com, sepasang Reog dan Barongsai ada di sela-sela rangkaian pawai Ogoh-ogoh yang diarak mengitari Museum Tugu Pahlawan Surabaya.
Selain dari Surabaya, delapan patung Ogoh-ogoh juga datang dari kelompok umat Hindu di Gresik dan Sidoarjo. Keterlibatan kesenian Reog dan Barongsai, kata Ketua Persatuan Hindu Darma Indonesia (PHDI) Surabaya, I Wayan Suraba, adalah bentuk kerukunan budaya umat Hindu di Surabaya.
"Jadi pawai kali ini bukan hanya sekadar prosesi sebelum Nyepi, tapi juga mempromosikan kerukunan umat Hindu di Surabaya dengan budaya daerah lain," katanya.
Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, menambahkan, di Surabaya, pawai Ogoh-ogoh sudah masuk ke kalender wisata tahunan yang berpotensi menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Surabaya sebelum perayaan Nyepi.
Pihaknya sengaja menggabungkan pawai Ogoh-ogoh dengan pawai kesenian lainnya yang ada di Surabaya, untuk menunjukkan bahwa Surabaya adalah barometer kerukunan budaya di Indonesia.
"Semua kelompok, agama, budaya dan etnis ada di Surabaya. Mereka hidup rukun dan saling menghormati," kata politisi PDI-P ini sebelum melepas pawai Ogoh-ogoh.
Pawai Ogoh-ogoh di sekitar kawasan Museum Tugu Pahlawan menyita ribuan warga Surabaya. Arus lalu lintas pun macet karena pengguna jalan mengurangi kecepatan kendaraannya, sekadar ingin melihat lebih dekat pawai Ogoh-ogoh yang dicampur dengan pawai Reog dan Barongsai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.