Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tamat Baca Al Quran, 40 Santri Diarak Naik Kuda yang Pandai Menari

Kompas.com - 05/03/2016, 11:26 WIB
Junaedi

Penulis

MAJENE, KOMPAS.com - Untuk merayakan kesuksesan anak-anak Mandar yang telah berhasil menamatkan bacaan Al Quran dengan baik dan lancar, sebanyak 40 santri dan santriwati di Majene, Sulawesi Barat, diarak keliling kampung menggunakan sayyang pattuddu atau kuda yang mahir menari, Sabtu (5/3/2016).

Setiap kuda pattudduq diiringi grup rebana dan puisi dari sastrawan Mandar yang akrab disebut kalindaqdaq.

Meski menguras biaya jutaan rupiah untuk menyewa kuda dan grup rebana dan kalindaqdaq, para orangtua rela berkorban demi kebahagiaan anak-anaknya.

Anak-anak tak perlu takut menunggang kuda yang mahir menari ini. Sebab, kuda-kuda ini sudah dilatih secara khusus oleh pawang kuda.

Gerak kaki dan kepala kuda menari mengikuti tabuhan musik rebana. Makin cepat tabuhan rebananya, gerakan kaki dan kepala kuda ini pun makin kencang.

Tradisi khataman Al Quran ala Mandar ini merupakan budaya turun-temurun yang digelar setiap tahunnya, terutama selama bulan maulid. Tradisi ini digelar warga secara mandiri dan mampu menarik ribuan wisatawan baik lokal maupun internasional.

Tak sedikit turis asing mengabadikan tradisi ini sebagai salah satu hiburan.

Ketua panitia pelaksana khataman Al Quran, Saddam Husain menjelaskan, tradisi Mandar ini selalu disambut meriah oleh warga setiap tahunya. Ajang wisata budaya ini digelar warga sebagai salah satu bentuk penghargaan dan penghormatan kepada anak-anak yang telah sukses menamatkan bacaan Al Quran mereka dengan baik dan benar.

“Ini tradisi khas Mandar yang tetap lestari. Setiap tahun warga kampung berkumpul untuk merayakan khataman Al Quraan secara massal. Biayanya cukup mahal, namun orang tua rela demi membahagiakan anak-anak mereka,” ujar Saddam, Sabtu (5/3/2016).

Menurut Saddam, tradisi Mandar ini lahir dari proses akulturasi budaya lokal Mandar dengan Islam yang dibawa ulama pada abad 16 silam. Diharapkan, tradisi ini tetap lestari dan menjadi salah satu aset wisata budaya Mandar, terutama di Sulawesi Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com