Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang dari Bali, Bocah Novasari Kehilangan Ibu dan Adiknya

Kompas.com - 05/03/2016, 07:36 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Novasari (8), bocah perempuan asal Dusun Uliulian, Kabupaten Banyuwangi, yang dirawat di IGD RS Islam Banyuwangi menangis dan menolak untuk dipasang infus oleh perawat.

Beberapa kali dia menanyakan apakah ibu dan adik kandungnya yang tenggelam sudah ditemukan.

Novasari adalah salah satu penumpang selamat dari KMP Refalia II yang tenggelam di Selat Bali, Jumat (4/3/2016).

Dia bersama kedua orangtuanya, Januari dan Elohmasturo, serta adik kandungnya, Muhammad Romlan (1,5), menumpang kapal Rafelia II untuk pulang ke Banyuwwangi setelah menjenguk saudaranya yang tinggal di Malaya, Bali.

Dengan terbata-bata, kepada Kompas.com, Jumat (4/3/3016), Nova bercerita saat kapal mulai miring, dia sedang bersama ibu kandungnya, Elohmasturo yang menggendong Muhammad Romlan. Ayahnya saat itu sedang mencari pelampung.

Saat ibunya menggunakan jekat pelampung, ia tiba-tiba digendong oleh seorang laki laki yang tidak dikenal dan dibawa ke sebuah perahu nelayan.

"Aku waktu itu takut dan lihat ibu pakai jaket pelampung dan adik dimasukkan ke dalamnya. Terus kapalnya miring dan ibu loncat ke laut," jelasnya.

Nova diselamatkan ke daratan dibantu oleh warga sekitar pantai dan mengaku kedinginan karena bajunya basah kuyup.

Lalu dia berusaha mencari ayah, ibu dan adiknya di antara para penumpang. Dia baru bertemu ayahnya setelah berpisah hampir 2 jam.

"Aku sudah bertemu bapak, tapi belum ibu sama adik. Aku mau ibu sama adik," katanya sambil menangis.

Fitriah (24), kakak kandung Novasari mengaku sampai saat ini Novasari masih belum mengetahui bahwa ibu dan adik bungsunya masih belum ditemukan.

Keluarganya sengaja menyembunyikan hal itu karena kondisi siswi kelas 2 tersebut belum sembuh total.

"Kita bilang kalau ibu sama adik di rawat di rumah sakit lain. Belum dikasih tahu takut shock. Kalau bapak dirawat ruang sebelah. Kondisinya sudah membaik," jelas Fitriah.

Kepada Kompas.com, Fitriah meceritakan, keluarganya pergi ke Bali pada Jumat pagi (4/3/2016) untuk menyambangi dirinya yang tinggal di Malaya, karena jaraknya tidak terlalu jauh dari Pelabuhan Gilimanuk. Keluarganya kemudian pulang ke Banyuwangi setelah jumatan karena harus panen kacang.

"Saya sempat bilang nanti aja pulangnya saya masih kangen. Tapi bapak maksa karena kepikiran kacangnya yang harus segera dipanen," jelasnya.

Setelah mendapat kabar kapal yang dinaiki keluarganya tenggelam, Fitriah langsung pergi ke Banyuwangi.

Elohmasturo dan Muhammad Romlan adalah dua penumpang kapal yang belum ditemukan dari total 4 orang yang dinyatakn hilang.

Dua orang lainnya adalah nahkoda kapal Bambang SA dan mualim I Puji Purnomo. Rencananya pencarian dilakukan kembali hari ini, Sabtu (5/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com