Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Para Siswa Berlomba Membuat Batik Jumputan

Kompas.com - 27/01/2016, 23:08 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Batik adalah warisan budaya nasional yang harus dilestarikan. Salah satu batik warisan budaya Nusantara adalah jenis batik jumputan.

Sejak beberapa tahun lalu, batik Jumputan ini menjadi salah satu muatan lokal di SMP/MTS di Kabupaten Semarang.

Guna mengukur tingkat kemampuan siswa menciptakan batik Jumputan ini, tim Muyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Tata Busana Kabupaten Semarang menggelar lomba membuat batik Jumputan yang diikuti 52 tim dari SMP/MTs negeri dan swasta se-Kabupaten Semarang, Rabu (27/1/2016).

"Muatan lokal batik tulis dan jumputan memang sudah dikenalkan kepada siswa kelas VIII sejak beberapa tahun yang lalu. Tujuannya agar generasi muda ikut "nguri-uri" warisan budaya Nusantara," kata ketua panitia pelaksana, Sri Winarsih, di sela lomba yang digelar di SMPN 1 Bawen.

Penilaian dalam lomba ini, lanjutnya, diberikan berdasarkan motif serta kreasi yang dihasilkan peserta.

Apabila diperhatikan sepintas, membuat batik jumputan memang terlihat sederhana. Namun dalam pembuatanya ternyata membutuhkan ketelitian dan konsentrasi tinggi agar motif tidak berubah.

"Kalau tidak hati-hati, warna bisa bocor keluar dari pola," papar Sri.

Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan teknik ikat celup. Tidak ditulis dengan malam seperti kain batik pada umumnya.

Kain akan diikat lalu dicelupkan ke dalam warna untuk menciptakan gradasi warna yang menarik.

Ada beberapa teknik dalam pembuatan batik Jumputan ini, di antaranya adalah teknik celup rintang, yakni menggunakan tali untuk menghalangi bagian tertentu pada kain agar tidak menyerap warna sehingga terbentuklah sebuah motif.

Kemudian teknik jahit, untuk menciptakan motif yang lebih beragam pada kain batik. Kain akan diberi gambar pola terlebih dahulu, kemudian pola tersebut dijahit hingga bagian tersebut mengerut.

Saat dicelupkan ke dalam pewarna, bagian kain yang dijahit tidak akan terkena warna.

Pendamping siswa SMP Negeri 5 Ungaran, Painem menambahkan, selain ,menjadikan batik Jumputan melalui muatan lokal, pihaknya juga akan membuat pewarna batik alam untuk memperkaya warna batik.

"Dan tentunya pewarna alam ini ramah lingkungan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com