Sebab, melalui media informasi tersebut, ajaran islam radikal diduga disebarkan kepada warga Indonesia.
Ketua Lajnah Ta'lif Wan Nashr, Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Jawa Timur, Ahmad Najib mengatakan, situs internet berisi ajaran Islam radikal itu dikemas dalam berbagai bentuk mulai situs hiburan, pendidikan dan informasi.
"Bahkan ada situs yang memakai ikon NU tapi isinya ajaran radikal," katanya dalam sebuah diskusi tentang Islam di Surabaya, Minggu (17/1/2016).
Menurut penelusuran lembaganya, Ahmad mengatakan, saat ini ada ratusan situs berisi ajaran radikal dengan tampilan yang sangat menarik.
Najib melanjutkan, kelompok-kelompok radikal ini tidak hanya bergerak melalui situs dan media informasi, tapi juga dengan cara membobol atau membajak situs-situs Islam yang dianggap bertentangan seperti ajaran Islam Aswaja yang dipopulerkan NU.
"Di Pasuruan, ada situs pesantren dan masjid NU yang di-hack. Diduga kuat dilakukan oleh kelompok Islam radikal," tambahnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan kewenangan yang dimilikinya diminta segara bertindak tegas untuk mengatasi masalah ini.
"Jangan hanya situs konten porno saja yang ditutup, situs radikal juga perlu ditutup karena juga berbahaya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.