Mereka meraup keuntungan berlibat-libat karena permintaan produksi makanan olahan besar yang dibungkus daun kelapa muda (janur) itu meningkat semasa liburan akhir tahun ini.
Paini, pembuat ketupat di Dusun Bangsan, mengatakan, sepanjang musim liburan ini ia dan keluarganya bisa memasak ketupat berkisar 700-1.000 ketupat.
"Kalau hari biasa hanya masak 50 ikat atau sekiter 500 buah saja," ungkap Paini, Minggu (3/12/2015).
Wanita berusia 62 tahun itu memaparkan permintaan ketupat sebagian besar datang dari para penjual makanan berbahan ketupat, seperti Kupat Tahu, Gado-gado, Bakso dan lainnya.
Para penjual makanan itu tersebar di Kecamatan Mungkid, Blabak, Muntilan, Salaman, Mertoyudan sampai Borobudur, Kabupaten Magelang.
"Kalau liburan banyak yang pulang kampung atau wisatawan yang mencari makanan khas Magelang seperti Kupat Tahu, jadi penjual menambah stok ketupatnya," papar Paini.
Paini melanjutkan, ia sudah puluhan tahun berjualan ketupat. Ia dibantu tiga anaknya, Yubaidah, Sri Karyati dan Cahyo Purnomo. Usaha pembuatan ketupat tersebut dilakukan secara turun-temurun.
"Usaha ini dulu dirintis oleh kedua orangtua saya. Karena mereka sudah meninggal, sekarang yang melanjutkan saya,” kata Paini.
Sri Karyati, salah satu anak Paini, menambahkan, selain ikut membantu sang Ibu membuat ketupat setiap hari. Ia juga menerima pesanan ketupat
Ia memasak ketupat mulai pukul 20.00-05.00 WIB setiap hari. Kemudian setelah masak, ketupat tersebut diedarkan di wilayah Grabak, Muntilan dan Borobudur.
“Untuk hari biasa 500 ketupat, tapi kalau pas liburan seperti sekarang berkisar antara 800-900 ketupat,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.