Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditabuhnya Kyai Guntur Bumi dan Kyai Guntur Sari, Penanda Sekatenan Dimulai

Kompas.com - 18/12/2015, 03:12 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Menandai perayaan Sekaten di Keraton Solo, dua gamelan pusaka, Kyai Guntur Bumi dan Kyai Guntur Sari, ditabuh.

Abdi dalem Keraton Solo dengan mengenakan pakaian tradisional Jawa, tampak khidmat memainkan dua pusaka tersebut.

Sementara warga yang berdatangan dari Kota Solo dan sekitarnya memeriahkan tradisi tersebut dengan berebut janur dan kinang yang dapat dipercaya membuat awet muda.

Warga sejak Kamis (18/12/2015) pagi sudah tampak memadati halaman di Masjid Agung Solo untuk menantikan para abdi dalem keraton memainkan gamelan pusaka.

Panggung atau lokasi Gamelan Kyai Guntur Bumi dan Kyai Guntur Sari sudah dihiasi dengan janur (daun kelapa muda). Begitu juga di sekitarnya, para penjual kinang juga tampak berderet memelayani para pembeli.

Namun, pembeli kinang tidak serta merta bisa langsung mengunyah kinang tersebut. Sesuai tradisi di Jawa, kinang akan dikunyah bersama-sama dengan ditabuhnya gamelan Kyai Guntur Bumi dan Kyai Guntur Sari.

Saat yang ditunggu tunggu warga hampir tiba. Para pemain gamelan yang juga abdi dalem keraton sudah memasuki lokasi gamelan berada.

Setelah doa dipanjatkan, dua gamelan pun dimainkan dengan tempo lambat dan syahdu. Pada saat bersamaan, warga tanpa diperintah langsung menguyah kinang yang sudah ada di tangan.

Sebagian warga juga berebut janur yang menghiasai tempat gamelan. Suasana menjadi riuh. Petugas berulang kali mengingatkan warga untuk tidak berebut.

Sebagian besar warga percaya, saat mengunyah kinang bersamaan dengan suara gamelan mendayu, akan memberikan kesehatan dan awet muda.

"Ya kalau yang percaya bisa bikin awet muda dan gigi kuat," kata Sri Rahayu (54) warga Solo.

Hal senada juga diungkapkan oleh Listiyani, warga Boyolali. "Setiap tahun dari dulu diajak ibu, makan kinang sebelum sekaten, terus cabug rambag dan wedang ronde, biar diberi berkah," kata Listiyani.

Tradisi turun temurun ini menandai dimulainya perayaan Sekaten dalam rangka memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad.

Puncak perayaan Sekaten sendiri digelar pada 24 Desember 2015. Lokasi Sekaten kali ini berada di Alun Alun Utara Keraton Solo, Beteng Vastenberg dan Halaman Masjid Agung Solo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com