Pos ini didirikan dalam rangka operasi Camar Maleo IV, yaitu operasi gabungan terhadap penuntasan kelompok teroris pimpinan Santoso.
Selain dianiaya, kendaraan roda dua milik korban juga ditembaki dengan menggunakan senjata laras panjang hingga roda depan rusak.
"Hanya kerena saya tidak singgah melapor saat melintas, saya dianiaya. Motor saya ditembaki sama petugas polisi menggunakan senjata laras panjang," tutur Andreas, Selasa (24/11/2015).
Saat dikonfirmasi via telepon, Andreas menuturkan, pada Minggu sekitar pukul 08.00 Wita, dia melintasi pos pengamanan dengan menggunakan sepeda motor menuju rumah temannya untuk mengambil gergaji untuk kerja bakti.
Karena mengejar waktu, saat melintas di depan pos gabungan terpadu TNI/Polri, dia diteriaki oleh salah seorang anggota polisi berkaus Brimob. Namun karena buru-buru, dia berencana melapor setelah pulang dari mengambil gergaji.
Saat perjalanan pulang, Andreas lalu berhenti di depan pos terpadu. Namun, belum sempat turun dari sepeda motornya, dia sudah ditarik paksa masuk ke dalam pos. Di dalam pos inilah, dia dianiaya.
Setelah ditahan beberapa saat di dalam pos di Ddusun Kamiase itu, dia lalu diizinkan pulang. Sepeda motornya tidak dapat lagi dikendarai karena roda depannya rusak diterjang oleh tembakan timah panas polisi.
"Saya langsung ditarik oleh petugas dari atas sepeda motor, kemudian saya dianiaya oleh petugas tersebut. Bahkan sepeda motor saya ban depannya ditembaki dengan senjata laras panjang milik petugas polisi," tambahnya.
Meski telah mengalami penganiayaan, Andreas mengaku kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan oleh petinggi pejabat Kepolisian dari Polda dan Brimob, Senin (22/11/2015).
Sepeda motor yang sebelumnya rusak sudah diperbaiki oleh polisi. Biaya pengobatan dan penyembuhan, lanjutnya, juga sudah diganti.
Kapolres Poso AKBP Ronny Suseno membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dia membenarkan, kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, dia menolak menjelaskan kronologi kejadian.
"Kalau soal kejadian memang betul,tapi kalau untuk kronologis dan data-datanya saya tidak tahu, silakan hubungi langsung Kapolda," pinta Kapolres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.