YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Para pengemudi ojek pangkalan di Yogyakarta tidak mempermasalahkan kehadiran Go-Jek selama terdapat saling pengertian.
Pengertian yang dimaksud, adalah Go-Jek tidak mengambil penumpang di wilayah yang memiliki pangkalan ojek.
" Tahu, kemarin ada yang kesini. Kita diajak untuk gabung," kata Thomas (58), seorang pengemudi ojek di Perempatan Condongcatur, Sleman, Senin (16/11/2015).
Meski ditawari bergabung dengan Go-Jek, Thomas mengaku perkumpulan pengojek di Perempatan Condongcatur belum menggelar rapat untuk mengambil keputusan.
"Kita di sini ada 93 anggota, belum rapat keputusanya seperti apa," ujar dia.
Sementara itu, Bagio (65) mengaku tidak mempermasalahkan kehadiran Go-Jek di Yogyakarta. Sebab, mereka sama-sama bekerja mencari uang untuk menopang hidup.
Namun, ia meminta agar ada saling pengertian antara pengemudi Go-Jek dengan ojek tradisional, sehingga tidak terjadi saling serobot.
"Ya yang penting saling pengertian saja. Kalau ada pangkalan ojek ya jangan (ambil penumpang)," kata dia.
Sama seperti Thomas, Bagio juga mengaku sempat ditawari bergabung dengan Go-Jek. Namun, sejauh ini dia belum ingin bergabung.
Bagio berasalan usianya sudah tua dan tidak paham soal aplikasi android yang digunakan Go-Jek.
" Saya sudah tua mas, yang muda-muda saja. Ya sedapatnya, biasanya sehari Rp 20.000 saya sudah bersyukur," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.