Risma dan PDIP hanya berkomitmen untuk bekerja dan mendekati masyarakat untuk menyerap aspirasinya.
"Tidak ada mahar dalam bentuk apa pun. Hanya komitmen untuk bersama-sama bekerja dan membangun masyarakat Surabaya," kata Risma, Jumat (13/11/2015).
Pun juga kepada masyarakat. Pendekatan yang dilakukan tidak dengan memberi atau menjanjikan uang, atau bahkan membeli suara.
"Tapi dengan bertemu langsung dengan masyarakat, menyerap aspirasi mereka, yang nantinya direalisasikan jika kembali diberi amanah memimpin Surabaya," ujarnya.
Risma mengaku, cara tersebut memang melelahkan, dan mengharuskan dirinya aktif menemui kelompok masyarakat, yang dalam sehari bisa lebih dari 10 pertemuan. Namun cara itu perlu ditempuhnya sebagai pendidikan politik yang baik untuk masyarakat Surabaya.
"Jadi jika kami terpilih nanti, tidak punya niat untuk mencari uang dengan cara yang salah, atau merasa berhutang kepada seseorang atau perusahaan," tambahnya.
Risma diusung lagi oleh PDIP dalam pilwali Surabaya tahun ini bersama wakilnya, Whisnu Sakti Buana yang juga ketua DPC PDIP Surabaya. Keduanya melawan pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari yang diusung Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.