Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Napi Pertanyakan Otak Peredaran Narkoba di Lapas NTT

Kompas.com - 25/10/2015, 05:49 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah narapidana kasus narkoba di Lapas Kelas IIA Penfui, Kupang, NTT, menuding personel Direktorat Reserse Narkoba Polda NTT, sebagai otak peredaran narkoba di dalam lapas.

Tudingan tersebut muncul menyusul penangkapan seorang napi berinisial R (48) karena dituduh sebagai pengedar ganja di dalam lapas tersebut.

Sejumlah napi yang enggan menyebutkan nama mereka kepada sejumlah wartawan usai menerima kunjungan anggota DPRD NTT, Jumat (23/10/2015).

Menurut para narapidana, di dalam Lapas tersebut sudah tidak beredar narkoba, sebab pemeriksaan dan pengawasan pihak Lapas serta BNN NTT sangatlah ketat.

Mereka menduga, narkoba itu milik polisi dan ditipkan kepada WS untuk dibawa ke dalam Lapas dan diserahkan kepada penghuni blok narkotika berinisial R.

WS, lanjut para napi, menerima titipan dari seorang warga binaan asimilasi yang ditugaskan untuk bekerja di halaman lapas.

Sehingga, para napi meminta kepolisian untuk menangkap orang tersebut, agar penghuni blok narkotika tidak dituding sebagai pengedar ganja.

“Yang antar itu siapa? Itu suruhan polisi bukan dari kita. jadi polisi yang suruh antar ke sini. Bagaimana bisa barang sampai di depan kalau dia itu hanya kerja di depan. Siapa yang antar barang di depan? Cari orang yang antar barang dulu,” demikian pertanyaan para napi.

“Kita di sini setiap hari periksa urine. Tidak ada peredaran di sini. Yang pasti kalau ada barang di depan tentunya ada yang antar dan yang antar itu siapa? Kenapa tidak tangkap? Ini permainan polisi,”sambung seorang napi.

Sementara itu, Kalapas Kelas IIA Kupang, Soeprapto menegaskan tidak adanya peredaran narkoba di lingkungan Lapas, karena barang yang dititipkan oleh orang yang tidak diketahui identitasnya tersebut terjadi di luar Lapas.

Menurut Soeprapto, selama ini pengawasan dan pemeriksan terhadap barang-barang kiriman pengunjung untuk warga binaan di dalam lapas, dilakukan secara ketat dan teliti sesuai prosedur yang berlaku.

“Di sini tidak ada (peredaran narkoba), buktinya 22 September 2015, BNN melakukan tes urine kepada 19 warga binaan hasilnya negatif semua. Ini sebagai indikator kalau di sini tidak ada," ujar Soeprapto.

"Barang itu masih di luar, sehingga kita lepas, kalau itu protap kita geledah. kita periksa sehingga tidak bisa masuk ke dalam Lapas," tambah Soeprapto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com