Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Pergoki Kapal Asing Curi Ikan di Perairan Sawu

Kompas.com - 20/10/2015, 10:03 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Nelayan asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) memergoki sebuah kapal asing yang mencuri ikan menggunakan pukat harimau di perairan NTT.

Salah seorang nelayan, Wam Nurdin, di Kupang, Senin (19/10/2015) mengaku, nelayan asing itu menggunakan kapal besar mencuri ikan di rumpon milik nelayan di Laut Sawu.

Wam bahkan sempat merekam aksi saling kejar dan adu mulut antara para nelayan NTT dan nelayan asing yang diduga kuat berasal dari Filipina.

“Rumpon ini merupakan rumpon yang sudah lama dibuat oleh kami para nelayan," kata Nurdin.

"Namun, ketika kami hendak pergi mengambil ikan, ternyata sudah ada dua kapal asing yang mendahului kami di situ,” kata Nurdin lagi.

Para nelayan pun mengejar dan sempat terjadi adu mulut dengan para nelayan yang ada  beberapa kapal.

Menurut Nurdin, di atas kapal asing itu, terdapat warga Indonesia dan ada orang asing dari Filipina.

Saat dikejar, para nelayan di kapal asing itu mengancam akan menabrak kapal nelayan Sawu.

“Mereka biasanya menggunakan kapal biasa yang mempekerjakan warga Indonesia untuk beroperasi di perairan NTT di waktu siang," kata dia.

"Jika sudah menemukan sumber ikan, maka pada malam hari kapal asing dengan ukuran besar akan memasuki perairan NTT untuk mencuri ikan menggunakan pukat harimau," ungkap dia lagi.

"Sekali angkut bisa mencapai ratusan ton,” sambung Nurdin.

Selama ini, kata Nurdin, nelayan NTT sudah berusaha melaporkan temuan itu kepada Pemerintah. Namun, tak satu pun informasi yang direspon.

Para nelayan di NTT, kini hanya pasrah dan menambatkan perahu mereka di Pelabuhan Bolok.

Sebab, jika mereka mencari ikan, tentu hasil tangkapan akan menurun drastis dan merugi.

Nurdin berharap, ada perhatian serius dari Pemerintah terkait temuan ini. Apalagi Sawu terkenal menjadi salah satu daerah penghasil ikan terbanyak di NTT. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com