"Saya ingin kebersihan itu bisa terjadi di kabupaten/kota di Jateng. Kebersihan bisa meniru Surabaya yang selalu bersih," kata Ganjar di hadapan para pimpinan Pemkab Purbalingga, Jumat (25/9/2015).
Menurut Ganjar, kebersihan yang ada di Surabaya tidak lepas dari ketegasan dari pemimpin dalam mengelola pertamanan kota. Prioritas kebersihan dan keindahan tata kota menjadi hal utama.
"Surabaya itu ditongkrongi langsung oleh Bu Risma. Perilaku membuang sampah masyarakat berkurang. Bahkan, jam 02.00 pagi, ada kabar pemuda yang mabuk buang sampah di taman. Bu Risma langsung telpon kepala adinas pertamanan untuk ambil sampah dan cari pelakunya, malam itu juga," imbuh politisi PDI Perjuangan itu.
Berkat dorongan dan komitmen yang kuat, Surabaya perlahan menjadi kota yang mengedepankan kebersihan. Perilaku masyarakat sudah mulai berubah, perilaku pejabat juga sudah berubah. Akibatnya, sungai-sungai jadi selalu bersih, jalanan kota selalu bersih. Selain perilaku, Kota Surabaya, lanjut Ganjar, juga mempekerjakan ribuan tenaga kebersihan yang selalu bergerak membersihkan jalanan perkotaan. Uniknya, pera petugas kebersihan ini bisa mengambil honor sesuai kinerjanya.
"Kotanya bersih. APBDnya sudah Rp 8 triliun. Pendapatan tukang sapu saja 8 jam sebulan Rp 2,5 juta. Mereka juga bisa ambil 16 jam, Rp 5 juta sebulan. Jadi, jalanannya selalu bersih," tambahnya.
Atas keberhasilan itulah, pihaknya menekankan kabupaten atau kota untuk memprioritaskan kebersihan. Wajah kota yang bersih akan mencermintakn kepribadian sebuah kota.
"Saya ingin anda bisa melayani masyarakat. Baik secara langsung, virtual, maupun online. Kedua, tolong kebersihannya dijaga," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.