Hal itu disampaikan dokter spesialis di bagian gawat darurat Rumah Sakit Umum WZ Johannes, Kupang, Andre Sinambela, kepada sejumlah wartawan, Rabu (23/9/2015) di dalam ruang ICU.
"Pasien ini mengalami infeksi berat ileus paralitik (adynamic ileus), yakni keadaan ketika usus gagal atau tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya," kata Andre.
Ileus paralitik ini bukan penyakit primer, melainkan akibat berbagai penyakit primer. Tindakan (operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, toksin, dan obat-obatan juga dapat memengaruhi kontraksi otot polos usus.
Menurut Andre, kondisi Yakobus masuk kategori kritis sehingga dokter mengambil langkah penyelamatan yang diperlukan. Efek pemulihannya membutuhkan waktu.
"Yang kita lihat mungkin bukan pembengkakan jantung, melainkan kelebihan cairan. Semua sistem organ dalam tubuh Yakobus terkena dampaknya, yakni paru-paru, jantung, ginjal, serta mata yang masih kabur," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Yakobus mengalami kebutaan di mata kanan pasca-operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu. Jantungnya juga bengkak. Ia kini dirawat di rumah sakit umum milik pemerintah itu. (Baca: Usai Operasi Usus, Pelajar SMP ini Malah Buta dan Jantung Bengkak)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.