Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Relokasi Masjid Wonomulyo di DPRD Polman Berakhir Ricuh

Kompas.com - 11/09/2015, 19:10 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Rapat dengar pendapat di kantor DPRD Polewali Mandar, Sulawesi Barat yang membahas penolakan rencana relokasi masjid, Jumat (11/9/2015), berakhir ricuh.

Kericuhan diawali tudingan warga yang menyebut anggota DPRD tak mampu mengurus kepentingan rakyat. Tudingan ini kemudian berujung amukan seorang anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sahabuddin, anggota DPRD itu, naik pitam mendengar tudingan warga itu. Beberapa kali dia berusaha mendekati seorang warga yang melontarkan pernyataan tersebut namun dihalangi sejumlah pegawai kantor DPRD. Sehingga baku hantam tak terjadi.

Rapat dengar pendapat itu digelar untuk membahas rencana pemerintah setempat memindahkan masjid raya Merdeka, Wonomulyo ke tengah alun-alun. Namun, warga menolak pemindahan karena dianggap menghilangkan nilai sejarah keberadaan masjid itu.

Mereka berpendapat, pemerintah tak bisa begitu saja memindahkan masjid tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan warga. Apalagi, lahan tempat masjid akan dipindahkan bukan tanah milik pemerintah daerah.

Ahmad, salah seorang warga, mengatakan, memindahkan masjid yang dibangun dengan biaya miliaran rupiah begitu saja, hanya akan menimbulkan masalah baru dan menghilangkan nilai sejarah masjid itu.

Meski rapat itu berakhir ricuh namun anggota DPRD Polewali Mandar telah menjadwalkan untuk meninjau lokasi masjid sebelum kembali mengundang para pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah tersebut.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com