Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Para Petaruh Jelang Pilkada 2015

Kompas.com - 25/08/2015, 18:49 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Proses Pilkada Kabupaten Semarang 2015 dikhawatirkan banyak dipengaruhi oleh para botoh atau petaruh. Sinyalemen itu disampaikan oleh Kantor Kesatuan Kebangsaan dan Politik (Kesbangpol) setempat yang mencatat sejumlah botoh lokal sudah beroperasi ke wilayah ini bahkan sejak partai politik mengeluarkan rekomendasi.

Kesbangpol mewaspadai masuknya para botoh ini terutama petaruh dari luar daerah. Biasanya mendekati pelaksanaan pilkada botoh dari luar banyak yang masuk. Keberadaan para petaruh ini dikhawatirkan akan mempengaruhi pilihan masyarakat.

"Kami sangat khawatir soal ini karena (para botoh) dapat memengaruhi pilihan masyarakat. Sebagai langkah antisipasi, kami berkoordinasi dengan instansi terkait. Kami akan terus melakukan pantauan," kata Kepala Kantor Kesbangpol, Purbatinhadi, Selasa (25/8/2015) siang.

Selain keberadaan para petaruh ini, lanjut Purbatin, pihaknya juga telah memetakan daerah perbatasan rawan konflik dan pelanggaran. Setidaknya ada lima kecamatan yang menjadi perhatian sebagai daerah rawan konflik ini ada di wilayah perbatasan, yakni Pabelan, Tengaran, Kaliewungu, Sumowono dan Getasan. Pasalnya, di daerah tersebut, orang yang tidak bertanggungjawab dapat mudah kabur ke daerah lain setelah melakukan pelanggaran.

"Biasanya rawan pelanggaran money politic," ungkap Purbatinhadi.

Selain itu, pihaknya juga mengantisipasi kisruh antar pendukung, terutama di Kecamatan Kaliwungu dan Getasan. Begitu juga di Kota Ungaran, ada kemungkinan terjadi friksi antar pendukung sebab ibukota Kabupaten Semarang ini merupakan basis massa PDI-P dan PKB.

"Di Kaliwungu itu sejarahnya pernah terjadi pembunuhan dalam proses pilkades. Selain itu, di Getasan itu, masyarakatnya sumbu pendek. Ungaran itu peta politiknya PDIP dan PKB cukup rawan, kemungkinan friksi sangat kuat," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com