Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HUT Jateng, Ganjar Batal Berjoget Dangdut

Kompas.com - 23/08/2015, 09:44 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

PURWOKERTO, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akhirnya tidak jadi berjoget di atas panggung utama perayaan hari jadi ke-65 Jawa Tengah di Purwokerto, Sabtu (22/8/2015) malam kemarin.

Padahal ia dijadwalkan akan berjoget bersama artis dangdut OM Pantura serta menyanyikan dua buah lagu dangdut.

Dalam pesta perayaan Jawa Tengah itu, Ganjar hadir didampingi istrinya, Siti Atiqoh, dan dua keponakan kecilnya. Mengenakan kaus bermotif garis hitam putih dan celana jeans berwarna krem, ia naik ke mimbar di panggung. Beberapa pendampingnya pun ikut naik

Namun Ganjar hanya memberi pengantar pembukaan acara selama dua menit. Jadwal untuk bernyanyi dan berjoget diwakilkan oleh anak buahnya.

“Nyanyi, nyanyi, nyanyi,” teriak warga yang menonton konser dangdut dangdut OM Pantura itu.

Meskipun demikian Ganjar tetap turun dari panggung. Tak beberapa lama ia meninggalkan lokasi acara.

Bertemu komunitas

Ternyata Ganjar menuju ke lokasi lain untuk bertemu sejumlah komunitas di Purwokerto, yang merupakan ibu kota Kabupaten Banyumas. Dalam pertemuan itu ia menjelaskan alasan batal manggung dan berjoget.

“Saya aslinya tadi mau nyumbang banyak lagu. Tapi karena ingin ketemu anda, saya tak jadi menyanyi,” ujar pria kelahiran Karanganyar ini.

Para komunitas itu diajak bicara santai hingga tengah malam pukul 00.00 WIB di salah satu tempat makan lesehan (kucingan) di tepi jalan Jenderal Sudirman, Purwokerto.

Ganjar berharap komunitas-komunitas itu bisa membantu mendorong pariwisata di Kabupaten Banyumas. “Paket wisata di Banyumas itu banyak. Ada potensi baru berupa ikan dewa. Bayumas nanti disiapkan kebun raya. Kawasan baturaden juga perlu di-make-up,” imbuhnya.

Selain itu, Ganjar juga mendorong agar kominitas mobil lama yang mengalami kesulitan memperpanjang Surat Tanda Nomor Kendaraan untuk bisa melakukan terobosan. Ia ingin agar komunitas mobil tua bisa menjadi contoh yang baik dalam kampanye taat pajak.

“Mobil lama tapi pajaknya sulit. Coba datang rombongan ke Satlantas atau ke DPKAD. Di sana coba cari tahu, jika tidak laporkan via Twitter. Anda juga bisa kampanyekan mobil tua Anda untuk bayar pajak. Jika dilakukan itu keren,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com