Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Merbabu Terbakar, Regu Pemadam Semarang Fokus Awasi Jalur Pendakian

Kompas.com - 21/08/2015, 20:23 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Regu pemadam gabungan yang terdiri dari tim SAR, TNI/Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA), relawan, dan Muspika Getasan, Jumat (21/8/2015) malam, ditarik dari puncak Merbabu. Upaya pemadaman kebakaran di Gunung Merbabu dinilai tidak efektif pada malam hari. Selain itu, kondisi malam hari juga membahayakan petugas.

"Tim kami ada sekitar 30 personel yang ikut bergabung dengan lainnya. Sekarang kami fokus memantau jalur pendakian Cuntel dan Tekelan," kata Kepala BPBD Kabupaten Semarang Arief Budiono saat dihubungi Jumat malam. 

Kebakaran yang melanda kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) hingga Jumat siang terus meluas. Ratusan petugas dan relawan dikerahkan untuk melakukan pemadaman di lokasi kebakaran yang berada di ketinggian 1.700-2.000 meter dari permukaan laut (mdpl) itu. Baca: Kebakaran Hutan Merbabu Meluas hingga 20 Km dari Titik Awal.

Menyusul keputusan otoritas Taman Nasional Gunung Merbabu (TMGMb) yang menutup semua jalur pendakian, Arief mengemukakan, pihaknya bersama SAR dan instansi terkait lainnya siap mengamankan jalur Cuntel dan Tekelan. Dua jalur tersebut merupakan jalur resmi pendakian yang masuk wilayah Getasan, Kabupaten Semarang.

"Kalau pendaki lewat jalur resmi (Cuntel dan Tekelan) pasti terdeteksi karena teman-teman SAR siaga di sana," ujar Arif.

Menurut dia, pemadaman dilakukan secara manual yaitu dengan ranting pohon. Regu pemadam tidak dibekali sarana khusus untuk memadamkan kebakaran hutan.  

"Tentu dari tim ini adalah orang yang paham lokasi. Alat yang dibawa hanya masker dan pisau untuk memotong dahan pohon. Pemadaman api haanya dengan cara digebyok-gebyok (dipukul-pukul) pakai ranting pohon itu," kata Arif. Baca: Medan Curam, Pemadaman Api Merbabu Hanya Bisa dengan "Gepyok".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com