Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medan Curam, Pemadaman Api Merbabu Hanya Bisa dengan "Gepyok"

Kompas.com - 21/08/2015, 20:09 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Ratusan petugas masih melakukan upaya pemadaman di lokasi kebakaran di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb), Jumat (21/8/2015) sore. Petugas cukup kesulitan karena medan yang terjal dan curam sehingga pemadaman hanya bisa dilakukan secara manual, yakni dengan teknik "gebyok".

"Alat berat seperti mobil pemadam kebakaran tidak mungkin menjangkau lokasi kebakaran. Sehingga harus manual, dengan 'gebyok', kami buat alat dari kayu yang ujungnya dari kawat. Cara pakainya dengan dipukul-pukulkan pada api yang menyala," jelas Kepala Seksi Wilayah II TNGMb, Jumat sore.

Selain menggunakan teknik tersebut, petugas juga membuat sekat bakar atau parit selebar dua meter yang memisah antara vegetasi yang terbakar dengan vegetasi yang belum terbakar. Cara ini berguna untuk mencegah kebakaran yang lebih luas.

"Sampai saat ini kita fokus pada pemadaman api sekaligus mencegah meluasnya kebakaran," kata Andre.

Seperti diberitakan, kebakaran di kawasan TNGMb terus meluas. Sejak muncul pada Rabu (19/8/2015) malam di Dusun Denokan, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, hingga Jumat sore api masih belum padam dan menyebar sepanjang kira-kira 20 kilometer ke Desa Kenalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

Lebih lanjut, kata Andre, pihaknya telah membuka empat pos untuk menuju lokasi kebakaran hutan. Pos I melalui Dusun Denokan, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Pos II di Dusun Suwanting, Desa Banyoroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Adapun Pos III di Desa Wekas Kecamatan Pakis dan Pos IV Desa Genikan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

"Kami dibantu oleh banyak pihak, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, TNI, Polri, relawan, Masyarakat Peduli Api (MPA), dan semua warga sekitar yang sigap ikut membantu proses pemadaman ini. Mudah-mudahan api segera dapat teratasi," ungkap Andre.

Kepala BPBD Kabupaten Magelang Sujadi menambahkan, upaya pemadaman hanya bisa dilakukan secara manual karena lokais kebakaran terlatak pada ketinggian sekitar 1.700-200 meter dari permukaan laut (mpdl). Mobil besar seperti mobil tangki hanya bisa hingga Dusun Suwanting, Desa Banyuroto, yang berjarak sekitar enam kilometer dari lokasi kebakaran.

"Kalaupun ada pompa air, di atas juga tidak ada sumber air, jadi cukup sulit upaya pemadaman ini. Berbeda dengan kebakaran yang terjadi di Merapi beberapa hari lalu. Tapi kita terus berusaha sampai api benar-benar padam," kata Sujadi.

Menurut Sujadi, selain membantu dalam proses pemadaman, pihaknya juga membantu dari segi logistik dengan mendirikan dapur umum yang bekerja sama dengan warga setempat.

Sementara itu, Komandan Kodim 07/05 Magelang Letnan Kolonel Arm I Made Gede Antara mengatakan, TNI ikut membantu memadamkan api di hutan Merbabu. Sebanyak 100 personel TNI dikerahkan bersama relawan dan masyarakat.

Menurut Antara, tidak menutup kemungkinan pemadaman bisa dilakukan dengan bantuan helikopter TNI. Hal ini juga sudah dibicarakan dengan BPBD, TNGMb, termasuk dengan Panglima Kodam IV Diponegoro.

"Penggunaaan helikopter merupakan salah satu alternatif untuk memadamkan api. Tergantung kondisi terkini. Kalau memang menggunakan helikopter, nantinya pemadaman bisa menggunakan bahan kimia yang disemprotkan dari atas," kata Antara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com