Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Diminta Tak PHK Pekerja Kendati Rupiah Melemah

Kompas.com - 20/08/2015, 17:08 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Rupiah terus didera tekanan hingga nilainya terus merosot terhadap dollar AS. Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak secara luas pada perekonomian Indonesia.

Pada sektor industri yang masih tergantung pada bahan baku impor, tentu situasi ini tidak menguntungkan. Guna meminimalisasi kerugian, kalangan industri di Kabupaten Semarang saat ini terus mendorong produksi untuk diekspor ke luar negeri. Selain mengantisipasi kerugian dalam jumlah yang besar, upaya itu juga diharapkan mampu menghindari ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Saat ini, 60 persen hasil produksi PT AIC (Apac Inti Corpora) sudah untuk ekspor. Sisanya ke pasar domestik. Kita harus dorong lagi produksi ekspor agar lebih ada jaminan untuk tidak merugi," kata Presiden Direktur PT AIC Bawen, Benny Soetrisno, Kamis (20/8/2015).

Opsi lain yang ditempuh antara lain adalah efisiensi ongkos produksi dan selektif dalam menggunakan bahan baku.

"Kuncinya harus menghitung terus dan waspada," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah Agung Wahono mengutarakan, sampai awal Agustus 2015, setidaknya ada delapan perusahaan di Jawa Tengah yang sudah berkoordinasi dengan pihaknya terkait pelemahan nilai tukar rupiah.

Berdasarkan catatannya, perusahaan yang menggunakan bahan baku impor berjumlah cukup banyak. Padahal, dalam kondisi ini, yang untung justru perusahaan yang mendatangkan bahan baku dari dalam negeri kemudian mengekspor hasil produksi.

"Sudah delapan perusahaan modal asing ataupun dalam negeri yang sudah berkoordinasi dengan kami. Ini memang banyak berpengaruh," kata Agung.

Dalam koordinasi itu, pihaknya selalu menekankan agar perusahaan menghindari PHK sebagai jalan satu-satunya.

"Perlu dikaji agar pekerja tidak dirumahkan, termasuk kaji besaran pesangon," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com