Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Mulut ke Media lantaran Anaknya Disodomi, Seorang Ibu Diteror

Kompas.com - 20/06/2015, 13:47 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis


TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Dede Ida Farida (42), yang merupakan orangtua korban sodomi, mengaku mendapatkan teror setelah dia mengungkapkan kasus yang menimpa anaknya itu kepada para wartawan.

Menurut dia, keluarganya mulai banyak mendapatkan ancaman. Bahkan, ada intimidasi langsung ke rumah korban, dari beberapa orang yang mengaku sebagai aparat.

"Mereka, tiga orang, datang sekitar pukul 14.00 WIB ke sini (kontrakan ibu korban) dan meminta dengan paksa bahwa saya harus datang ke kantor polsek setempat untuk melakukan pelaporan ulang atas kejadian yang menimpa anak saya," kata Dede, saat ditemui di rumah kontrakannya di Kecamatan Tamansari, Sabtu (20/6/2015).

Namun, dirinya berpegang pada keinginan untuk mencari keadilan. Sejak awal, dirinya hanya ingin mendapatkan kejelasan dan pengakuan mengenai sejauh mana kejadian tersebut menimpa anaknya.

"Maklum, kami orang tidak punya sehingga tidak tahu harus berbuat apa dan berlindung kepada siapa setelah lapor aparat lalu kurang mendapat respons," katanya.

Selain itu, pihaknya juga pernah didatangi seseorang yang mengaku sebagai wartawan dari media "Patroli" dan meminta sejumlah uang kepadanya untuk mengurusi kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anaknya.

"Saya berikan uang kepada wartawan tersebut karena saya percaya bahwa mereka akan mengurusnya. Selain itu, sekolah SDN Setia Mulya 1 Kota Tasikmalaya, tempat anak saya bersekolah, juga menjadi lahan pemerasan wartawan gadungan. Mereka memaksa meminta uang dengan mengancam akan memberitakan kejelekan sekolah tersebut," katanya.

Kesedihan dan kecemasan pun bertambah saat dirinya harus meninggalkan rumah kontrakan yang ditempatinya sekaligus tempat usahanya. "Memang pengusiran tidak ada kaitannya dengan kasus kekerasan seksual. Saya saja yang sering nunggak kepada pemilik kontrakan yang tidak lain masih saudara sendiri, salah seorang anggota DPRD Kota Tasikmalaya," kata Dede.

Seperti diberitakan sebelumnya, bocah kelas II Sekolah Dasar Negeri Sukamaju, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, diduga menjadi korban sodomi teman sebangkunya. Peristiwa ini diketahui saat orangtua korban A, Dede Ida, mendapati anaknya merasakan sakit di bagian saluran pembuangan dan kemaluannya.

Menurut Dede, perbuatan asusila oleh teman anaknya dilakukan pada November 2014. Sementara itu, pengakuan korban kepada orangtuanya disampaikan pada Maret 2015. Bulan Maret itu, Dede membawa anaknya ke dokter spesialis di Rumah Sakit Dokter Sukardjo, Tasikmalaya.

Menurut hasil pemeriksaan dokter saat itu, ada infeksi di saluran pembuangan atau dubur korban. Dede diantar oleh adiknya, kemudian melapor ke Polsek Tamansari. Namun, oleh pihak Polsek, dia disarankan melapor ke unit khusus yang lebih berwenang, yakni Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com