Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Ramadhan, Mahasiswa di Semarang Bermain Sepak Bola Api

Kompas.com - 16/06/2015, 23:39 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Jepara Semarang (KMJS) menggelar atraksi sepak bola api di lapangan futsal kampus setempat, Selasa (16/6/2015) malam.

Kegiatan itu digelar secara khusus untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang jatuh pada 18 Juni mendatang.

Koordinator sepak bola api, Soim Ginanjar menuturkan, kegiatan sepak bola api sebagai perwujudan dari tradisi pawai obor yang ada di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Puluhan mahasiswa asal Kabupaten Jepara biasanya di kampung halaman menyambut Ramadhan dengan pesta obor, namun di Kota Semarang mereka menyambut dengan pesta sepak bola api.

“Sepak bola api ini kami ibaratkan seperti hawa nafsu. Kita harus mampu mengendalikan api ini, seperti saat main ini. Saat Ramadhan, kita harus mampu mengendalikan hawa nafsu,” kata Soim seusai acara.

Pesta sepakbola api digelar sejak pukul 19.00 WIB tadi. Sebagai bahan atraksi, dua tim sepak bola bermain menggunakan bola api yang terbuat dari serat buah kelapa. Serat direndam menggunakan minyak tanah selama 24 jam, sehingga bisa menghasilkan bulatan api secara sempurna.

Dalam atraksi itu, ada dua tim yang "berduel" menamakan diri tim Ganaspati dan Tim Gatoloyo. Dua tim ini sama-sama memainkan bola api menggunakan sarung, dan tanpa alas kaki. Satu tim berisi lima orang pemain, satu di antaranya sebagai kiper.

“Tim tadi bermain imbang 2-2. Akhirnya diadakan adu penalti, hingga skornya menjadi 5-3 untuk kemenangan Ganaspati,” tambahnya.

Salah satu pemain bola api, Ahmad Muslim, mengatakan, atraksi sepak bola api butuh persiapan lebih agar saat bermain tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Menurut dia, sebelum bermain pihaknya telah menyiapkan mental dan fisik.

“Tadi sebelum main kami gelar doa khusus. Mental kita juga harus siap, karena menendang bola tidak seperti biasanya,” paparnya.

Menurut Imam, menendang bola api rasanya biasa saja. Tak ada bekas luka dua kaki usai mereka bermain. Yang terlihat, dua kaki mereka mulai kehitaman, namun tak ada bekas luka yang amat serius.

“Rasanya biasa saja. Ya, kalau nendangnya kurang pas memang agak sakit panas sedikit,” imbuhnya.

Selain atraksi, pawai obor juga digelar di sela-sela sepakbola api. Mereka dengan seksama menyemburkan api melalui minyak tanah yang disemburkan ke luar.

Kegiatan sepak bola api ini cukup mendatangkan antusias mahasiswa lain untuk melihat atraksi ini. Para peserta tak hanya bersorak ramai, mereka juga terdengar ikut memberikan semangat para pemain.

"Kami berharap acara seperti ini bisa berlangsung tiap tahun menjelang Ramadhan," timpal Dian Aksar, mahasiswa asal Jepara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com