Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Demo SARA Beredar, Muntilan Lumpuh

Kompas.com - 20/05/2015, 16:46 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MUNTILAN, KOMPAS.com — Aktivitas perekonomian masyarakat Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/5/2015), nyaris lumpuh. Hal ini terjadi menyusul munculnya isu aksi demonstrasi besar-besaran untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Rabu (20/5/2015) siang.

Menurut pantauan Kompas.com di lapangan, ratusan toko di kawasan Jalan Pemuda, Muntilan, tutup, termasuk para pedagang kaki lima yang memilih untuk tidak membuka lapak mereka sejak pagi.

Jalur utama Magelang-Yogyakarta itu juga tampak lebih lengang dibanding hari biasanya. Sementara itu, ribuan polisi terlihat berjaga-jaga di sejumlah titik di Muntilan. Bahkan, polisi diketahui sudah berjaga sejak Selasa (19/5/2015) malam. Mereka mendirikan tenda-tenda di halaman Kelenteng Hok An Kiong, Jalan Pemuda, Muntilan.

Daryono, Ketua Kelompok Informasi dan Komunikasi Desa Muntilan, mengatakan, warga sudah sejak lima hari terakhir mendapat informasi yang tersebar melalui pesan berantai Blackberry Messenger (BBM). Pesan tersebut berisi rencana aksi demonstrasi berbau suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA), yang bakal dilakukan ratusan warga dari berbagai organisasi masyarakat untuk mengkritik berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro-rakyat.

Dalam pesan itu juga disebutkan bahwa massa akan memblokade jalan hingga aksi membakar ban dan sebagainya. "Setelah ada isu itu, para pemilik toko di Muntilan memilih untuk tutup, tidak jualan. Mereka takut karena trauma peristiwa tahun 1998 silam," ujar Daryono.

Daryono sangat menyayangkan peredaran isu itu. Sebab, hal tersebut berdampak langsung pada sisi psikologis warga. Mereka menjadi takut beraktivitas. Padahal, sejauh ini, warga Muntilan senantiasa hidup rukun dan tenang. "Kalau mau demo ya yang benar, silakan menyuarakan pendapat. Tidak perlu rusuh, apalagi pakai isu SARA. Kami ingin Muntilan tenang seperti semula," kata Daryono.

Sumarjo, seorang tukang ojek di Jalan Pemuda Muntilan, mengeluhkan adanya isu yang menyesatkan karena berdampak pada jumlah pendapatannya sebagai tukang ojek. Sejak Rabu pagi, kata Sumarjo, arus lalu lintas di Jalan Pemuda sepi. Tidak ada aktivitas jual beli di toko-toko dan pasar tradisional kawasan itu.

"Sampai siang ini baru tiga penumpang, padahal biasanya sudah ada 5-10 penumpang," kata Sumarjo yang diamini rekan-rekannya sesama tukang ojek.

Namun, Diah, seorang pedagang buah-buahan, mengaku tidak terpengaruh dengan peredaran isu tersebut. Ia pun tetap membuka lapak buah-buahannya di Jalan Veteran. Namun, hasil penjualannya memang merosot tajam dibanding hari biasanya. "Sepi sekali, Mbak. Hanya 1-2 orang yang beli," ungkap Diah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com