Upayanya berangkat buru-buru dari rumah tidak sia-sia. Ia berhasil sampai sekolah tepat waktu, seperti yang diinstruksikan sang guru pada hari sebelumnya, pukul 06.30 WIB. Sebelum berkumpul, Althof pun memilih untuk pergi ke kantin dan membeli nasi.
Sebenarnya, dia bisa saja untuk sarapan dulu di rumah. Namun, karena tidak ingin terlambat dalam acara ini, dia pun rela menahan lapar.
"Pas guru kemarin bilang kami diwajibkan menyambut Presiden, senang banget. Kejadian langka yang tidak terjadi setiap tahun," ujar Althof.
Setelah berkumpul dan melakukan briefing, Althof dan teman lainnya berjalan ke depan sekolah. Mereka berdiri rapi di pinggir jalan untuk menyambut rombongan Presiden Joko Widodo.
Dalam benaknya, dia berharap, saat melintas, Presiden Jokowi turun dari mobil, menghampiri, dan menyalaminya. Rombongan pun tiba. Althof dan siswa lainnya bahagia dan berteriak.
Mereka mengibar-ngibarkan bendera yang disambut lambaian tangan Jokowi dan Ibu Negara, Iriana. Melihat dapat lambaian tangan dari pemimpin bangsa, Althof pun merasa sangat senang.
Tak hanya Althof, kebahagiaan pun dirasakan Ilham Aziz. Ia mengaku bangga bisa berpartisipasi dalam acara bersejarah ini.
"Acara seperti ini hanya terjadi 10 tahun sekali. Saya bangga bisa ikut acara ini," ujarnya sambil memegang bendera Indonesia dan bendera Zimbabwe di tangannya.
Ilham berharap bisa bertemu dengan Jokowi. Jika bertemu, dia mengaku ingin menyampaikan sesuatu kepada Presiden ke-7 RI itu.
"Saya pengen banget bertemu Pak Jokowi. Kalau bertemu, saya ingin katakan, 'semoga Bapak selalu diberikan kesehatan, membuat Indonesia lebih baik, mampu memberantas korupsi, serta menjadi Presiden teladan, bukan telantar,'" tuturnya.
Seusai menyambut dengan mengibarkan bendera untuk Jokowi, rombongan siswa SMPN 40 ini longmarch ke lokasi KAA. Namun, karena dijaga ketat, mereka pun akhirnya berjalan-jalan di sekitaran lokasi KAA.