Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grebeg Gethuk Magelang 2015 Tuai Kritik

Kompas.com - 12/04/2015, 17:19 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Tradisi Grebeg Gethuk yang digelar Pemerintah Kota Magelang, Minggu (12/4/2015), menuai kritik dari sejumlah pihak. Terutama terkait kirab 17 gunungan palawija dan sayur-mayur yang dinilai tidak sesuai dengan potensi asli daerah Kota Magelang.

Aktib Sundoko, sekretaris Fraksi Hanura dan NasDem DPRD Kota Magelang, mengatakan, semestinya kirab tidak terpaku pada gunungan-gunungan yang sejatinya merupakan tradisi keraton. Terlebih Kota Magelang nyaris tidak memiliki sawah dan lahan pertanian yang bisa ditanami tanaman palawija dan sayur-sayuran.

"Kota Magelang itu hampir tidak memiliki lahan pertanian, jadi tidak sesuai kalau kirab 17 gunungan palawija itu disebut mewakili potensi sumber daya alam di 17 kelurahan di wilayah ini," ujar Aktib, yang turut menyaksikan prosesi Grebeg Gethuk di Alun-alun Kota Magelang.

Aktib mengatakan, Pemkot Magelang selalu menggaungkan bahwa kota ini sebagai kota Jasa, yakni kota yang memberikan berbagai pelayanan jasa kepada masyarakat, mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, perdagangan, pariwisata, hingga seni budaya. Bukan hal baru pula bahwa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sudah tumbuh pesat di setiap kelurahan di Kota Magelang. Tidak sedikit warga sudah mampu menghasilkan produk-produk kerajinan tangan khas, seperti cinderamata dan aneka makanan tradisional.

"Dari 17 kirab gunungan tadi, hanya ada dua kelurahan yang betul-betul mewakili potensi asli daerah setempat. Yakni kelurahan Jurangombo Utara dengan gunungan kerajinan berupa mainan kayu untuk anak-anak dan Kelurahan Rejowinangun Utara dengan kesenian tarian Topeng Ireng," papar Aktib.

Kendati demikian, pihaknya mengapresiasi upaya Pemkot Magelang untuk melestarikan tradisi dengan prosesi Grebeg Gethuk ini. Ia berharap, ke depan seni dan budaya di Kota Sejuta Bunga ini terus berkembang dan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Tradisi "Grebeg Gethuk" merupakan puncak kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1.109 Kota Magelang yang diperingati setiap 11 April. Dua gunungan gethuk setinggi sekitar satu meter itu masing-masing berbentuk lancip yang merupakan simbol jaler (laki-laki) dan satu lagi berbentuk bulat, simbol setri (perempuan). [Baca juga: Dua Gunungan Gethuk Jadi Rebutan Ribuan Warga Magelang]

Gunungan ini berisi setidaknya 1.109 makanan gethuk yang berbahan dasar singkong. Gethuk sudah lama menjadi ikon kuliner kota ini. Ribuan warga mengikuti tradisi tahunan itu. Tampak hadir Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito berserta jajarannya, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmiko dan 16 delegasi dari negara-negara sahabat antara lain dari Jerman, Arab Saudi, Sri Lanka, Mongolia, Hongaria, Kazakhztan, Ekuador, Zimbabwe, Inggris, Amerika Serikat, Libya, India, China, Kuba, Portugal dan Republik Armenia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com