Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Gunungan Gethuk Jadi Rebutan Ribuan Warga Magelang

Kompas.com - 12/04/2015, 15:34 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Dua buah gunungan yang berisi 1.109 makanan Gethuk menjadi rebutan ribuan warga di Alun-alun Kota Magelang, Minggu (12/4/2015). Gethuk adalah makanan khas Kota Magelang yang terbuat dari olahan singkong.

Rebutan atau "Grebeg Gethuk" ini merupakan puncak kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1.109 Kota Magelang yang diperingati setiap 11 April. Dua gunungan Gethuk setinggi sekitar satu meter itu masing-masing berbentuk lancip yang merupakan simbol jaler (laki-laki) dan satu lagi berbentuk bulat, simbol setri (perempuan).

Selain gunungan Gethuk, ada 17 gunungan yang terbuat dari beragam sayur-mayur dan kerajinan tangan juga turut diperebutkan warga.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menjelaskan, Grebeg Gethuk merupakan salah satu tradisi untuk mengangkat budaya dan kuliner khas Kota Magelang. Tradisi ini diselenggarakan setiap tahun dengan harapan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Sejuta Bunga ini.

“Gethuk itu makanan tradisional yang perlu dibanggakan. Prosesi ini sebagai upaya untuk nguri-uri (melestarikan) tradisi yang ada,“ jelas Sigit di sela-sela prosesi, Minggu.

Sebanyak 17 gunungan yang berisi palawija, sayur mayur dan buah-buahan itu, kata Sigit, merupakan simbol potensi alam yang ada di 17 kelurahan di Kota Magelang.

Prosesi Grebeg Gethuk dimulai dengan kirab rombongan Wali Kota berserta jajaran yang menaiki kereta kecana dari Masjid Agung menuju panggung kehormatan di sisi selatan alun-alun yang berjarak sekitar 300 meter.

Rombongan Wali Kota tampak mengenakan pakaian adat Jawa Tengah lengkap. Mereka kemudian duduk di panggung kehormatan. Terlihat 16 duta besar dan delegasi dari negara-negara sahabat ikut menyaksikan prosesi tersebut.

Turut hadir, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmiko dan pimpinan daerah sejumlah Kota dan kabupetan di Jawa Tengah.

Prosesi dilanjutkan dengan pertunjukkan tari kolosal oleh ratusan penari yang menceritakan tentang sejarah terbentuknya Kota Magelang. Setelah itu, digelar upacara Jawa yang seluruh pesertanya mengenakan pakaian adat Jawa, termasuk aba-aba dan sambutan inspektur upacara pun menggunakan bahasa Jawa.

Heru Sudjatmiko sangat menyambut baik kegiatan Grebeg Gethuk ini. Menurut Heru, tradisi ini sebagai wujud perhatian pemerintah daerah dan warga dalam melestarikan budaya bangsa.

“Kita punya kekayaan budaya yang beragam dan luar biasa. Jadi Bhineka Tunggal Ika tidak dimaknai bahwa budaya dan seni bangsa harus seragam, akan tetapi justru keragaman ini menjadi pemersatu bangsa,“ papar Heru.

Grebeg Gethuk mmenjadi salah satu dari 103 acara yang digelar dalam program Ayo ke Magelang tahun 2015. Selain Grebeg, Pemerintah Kota Magelang juga menggelar sedikitnya lima acara yang berskala internasional, yaitu sendaratari Bumi Magelang, Festival Tidar, Magelang Tempo Doloe, Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika, dan Magelang Arts Event (MAE) 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com