Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Perawat Ini "Check-in", Mobilnya Dilarikan Teman Kencan

Kompas.com - 09/04/2015, 16:51 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com — Seorang perempuan yang berprofesi sebagai perawat, EP (34), warga Gombong, Kebumen, menjadi korban penipuan oleh teman kencannya. Mobil Daihatsu Ayla bernomor polisi AA 2463 XX, yang terbilang baru, raib dibawa kabur Ahmad Nur Ibrahim (26), warga Lampung.  

Kejadian itu bermula saat korban dan pelaku melakukan check-in di sebuah hotel di Bandungan pada suatu hari pukul 23.25 WIB. Keesokannya, pukul 09.00 WIB, pelaku meminjam mobil dan KTP korban dengan alasan akan keluar mengambil uang di ATM. Namun, setelah ditunggu berjam-jam, pelaku tak kunjung kembali ke hotel.

"Korban nangis-nangis melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Bandungan. Mobilnya mobil baru dan belum keluar nomor polisinya. Jadi kami minta kelengkapan laporan. Korban kami minta untuk melengkapi surat-surat dari dealer,” kata Kapolsek Bandungan Iptu Ahmad Sugeng, di sela Rapat Koordinasi BPC-PHRI Kabupaten Semarang di Bandungan, Kamis (9/4/2015).

Setelah mendapatkan laporan tersebut, aparat Polsek Bandungan selanjutnya mendatangi hotel tempat korban dan pelaku menginap untuk menyelidiki kejadian tersebut. Namun, sayang sekali, lanjutnya, pihak hotel tidak mencatat identitas korban maupun pelakunya.

"Kami mohon pengelola hotel untuk tegas meminta KTP tamu, terutama tamu laki-laki. Kalau perlu dicatat juga pelat nomor kendaraan bermotornya. Sebab, kalau ada kejadian seperti itu, kami yang kerepotan,” ungkap Sugeng.

Menurut dia, keamanan dan kenyamanan tamu hotel adalah tanggung jawab pihak pengelola hotel. Oleh sebab itu, identifikasi tamu hotel, khususnya yang laki-laki, sangat penting. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya aksi kejahatan dan kriminalitas.

"Selain itu, hotel juga jangan sampai beralih fungsi sebagai kos-kosan. Seperti yang baru-baru ini diramaikan beritanya. Kami tidak ingin hotel-hotel di Bandungan jadi ajang hal-hal yang tidak baik," kata Sugeng.

Sementara itu, Ketua PHRI Kabupaten Semarang Sumardi Darmadji mengatakan sudah berulang kali meminta para pengelola hotel untuk melengkapi sistem keamanan hotel dengan kamera pengawas (CCTV), termasuk meregistrasi para tamu hotel dengan meminta identitas asli para tamu yang akan menginap.

"Sebaiknya hotel memang dilengkapi CCTV, itu sudah sering kami sampaikan ke teman-teman. Identifikasi para tamu juga wajib dilakukan, tapi biasanya tamu enggan menyerahkan KTP," kata Sumardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com