Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Banyak Hotel di Yogyakarta, Musisi Gelar Aksi di Depan Keraton

Kompas.com - 08/04/2015, 18:10 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
 — Prihatin dengan maraknya pembangunan hotel di Yogyakarta, sekitar 70 musisi menggelar aksi dengan bermain musik di depan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau tepatnya di Alun-alun Utara, Rabu (8/4/2015) sore.

Selama lebih kurang 30 menit, para musisi di Yogyakarta, baik tua maupun muda, bersama-sama memainkan dua lagu, yakni "Mengheningkan Cipta" ciptaan T Prawit dan "Syukur" ciptaan Husein Mutahar.

Sekitar pukul 15.30 WIB, tampak beberapa musisi mulai berdatangan ke Alun-alun Yogyakarta sebelah utara. Mereka datang dengan membawa berbagai alat musik, antara lain biola, cello, bass, dan flute.

Setelah berkumpul, para musisi mulai memainkan alat musik tersebut di bawah komando Oscar Artunes, yang berdiri di atas motor roda tiga yang dimodifikasi menjadi mimbar lengkap dengan pengeras suara. Tak hanya itu, bahkan setelah memainkan lagu sebanyak empat kali, para musisi kembali memainkan lagu "Syukur".

Aksi para musisi ini diakhiri dengan berdoa bersama agar Yogyakarta kembali nyaman. "Apa yang kami lakukan ini adalah bentuk keprihatinan para musisi di Yogyakarta dengan kondisi saat ini," ucap koordinator "Musisi Jogja mengheningkan cipta bagi Jogja", Oscar Artunes.

Oscar menuturkan, aksi main musik ini tidak melewati sesi latihan. Hanya, teks lagu disebarkan via media sosial dan langsung bermain bersama-sama di Alun-alun Yogyakarta.

"Tidak ada latihan, ini spontan dari para musisi Yogyakarta. Semua boleh ikut," ujarnya.

Menurut dia, aksi main musik bersama-sama ini dilatarbelakangi rasa keprihatinan setelah melihat film dokumenter Belakang Hotel. Di film itu, diceritakan pembangunan hotel telah mengeringkan sumur-sumur milik warga setempat.

"Kami prihatin setelah melihat film itu, tetapi kami hanya bisa berdoa dan mengheningkan cipta dengan bermain musik," ucapnya.

Lagu "Mengheningkan Cipta", lanjutnya, dipilih karena suara kritikan sudah tidak lagi didengar. Selain itu, para musisi tidak ingin menyalahkan siapa pun atas tumbuhnya hotel-hotel di Yogyakarta.

Oleh karena itu, mereka percaya hanya lewat berdoa dan mengheningkan cipta akan ada perubahan. Dia pun berharap agar kota yang dicintai ini memiliki keseimbangan dan kembali nyaman bagi masyarakatnya.

Sementara itu, salah satu musisi muda, Meda Prabaswara, berharap aksi ini ditanggapi oleh para pejabat dan mereka menyadari bahwa Yogyakarta sudah memprihatinkan dengan munculnya berbagai hotel.

"Semoga sindiran ini bisa didengar. Yogyakarta kembali nyaman," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com