Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sersan Kristoforus Berbagi di Hari Paskah

Kompas.com - 05/04/2015, 07:22 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com – Hati Sersan Mayor Kristofus Ndappa Beri langsung tergerak untuk segera membantu meringankan penderitaan sesamanya, ketika menyaksikan kehidupan keluarga Barnabas Kase (50), yang sengsara dan jauh dari perhatian pemerintah daerah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) aktif yang saat ini berdinas di Komando Distrik Militer 1618 TTU tersebut rela berbagi dengan keluarga Barnabas Kase, yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Sersan Kristoforus sadar, bantuan sembako dan baju bekas miliknya tidak berarti banyak. Tetapi, bertepatan dengan Hari Paskah ini, hal ini tentunya menjadi indah.

“Saya dapat informasi dari warga, bahwa ada pasangan suami istri (Barnabas Kase dan Benedikta Lim yang memiliki 9 orang anak dan tinggal di tengah hutan, sehingga saya pun berniat untuk mencari mereka. Begitu saya lihat ternyata kondisi mereka sangat parah. Rumah mereka tidak layak huni, karena seperti kandang hewan dan sangat sempit hanya berukuran lebar 2,5 meter dan panjang 3 meter dan dihuni oleh 11 orang,” kata Sersan Kristoforus kepada Kompas.com, Sabtu (4/4/2015).

“Kebetulan kemarin saya terima gaji dan saya pun lantas membeli mie, beras, kopi, gula, minyak, gelas, uang Rp 100.000 dan pakaian untuk mereka, bahkan pakaian dinas bekas milik saya itu, saya berikan pada mereka, ”lanjut Sersan Kristofous.

Sersan Kristoforus mengaku bahwa ia juga banyak kebutuhan. Tetapi, rasa iba yang berlebihan membuatnya tersentuh untuk berbagi.

”Saya membayangkan kalau keluarga saya atau saya sendiri yang hidup seperti ini tentunya akan sangat berat hidup ini dijalani. Kehidupan mereka ini sangat jauh dari perhatian pemerintah dan warga sekitar, karena itu alangkah indahnya jika kita harus berbagi dengan mereka,” kata Sersan Kristoforus.

Terkait bantuan ini, istri dari Barnabas Kase, Benedikta Lim mengatakan senang dan berterima kasih.

“Selama kami hidup di hutan ini, kami tidak pernah dapat bantuan dari pemerintah atau warga lain. Kami baru pertama kali dapat bantuan dari Bapak Kristoforus. Awalnya saat dia datang pertama, kami takut karena dia seorang tentara. Tetapi, ternyata dia mau bantu kami,” kata Benedikta sambil meneteskan air mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com