“Ogoh-ogoh ini milik semua Desa Adat di Kuta. Ini sudah diarak dan sudah mengikuti pawai pada malam pengerupukan sebelum Nyepi. Sekarang dipajang di pantai sampai sore nanti,” kata Wayan Suarya, salah satu Pecalang (petugas keamanan adat) Desa Adat Kuta, Badung, Bali, Minggu(22/3/2015).
Suarya juga menjelaskan bahwa ogoh-ogoh yang dipamerkan di Pantai Kuta berjumlah 15 buah milik 13 banjar atau kelompok warga di Desa Adat Kuta. Pameran ogoh-ogoh ini bertujuan menarik perhatian wisatawan yang berkunjung di pantai setelah 24 jam tidak boleh keluar hotel maupun rumah mereka.
Hasil kreatifitas warga Bali ini akan dipamerkan sampai pukul 18.00 Wita, lalu aan dibakar di pantai dan ada juga yang dibawa ke balai banjar masing-masing, tergantung pemilik ogoh-ogoh.
“Bagus-bagus, pintar-pintang ya orang Bali buat ogoh-ogoh. Saya pikir gak bisa lihat lagi usai Nyepi, eh gak tahunya ada yang dipamerkan di pantai,” kata Rosdiana, salah satu wisatawan asal Bandung.
Wisatawan, baik asing maupun domestik, bergerombol memadati area pantai yang dijadikan lokasi pameran ogoh-ogoh. Mereka ada yang sekedar melihat-lihat, ada yang mengabadikan dengan foto dan ada juga yang berfoto selfie sebagai tanda kenang-kenangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.