Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Jika Lumpia Diklaim Malaysia, Berarti Kualitasnya Bagus”

Kompas.com - 09/03/2015, 15:35 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Isu klaim kepemilikan kuliner lumpia dari Kota Semarang oleh Negeri Jiran Malaysia terus mendapat kecaman dari pengelola lumpia Kota Atlas ini.

Koordinator Pedagang Kaki Lima Pandanaran Kota Semarang, Margono mengecam aksi tutup mulut Malaysia terhadap protes yang dilakukan teman-temannya di Kedutaan Malaysia di Jakarta. Baginya, klaim terhadap lumpia Semarang menunjukkan Malaysia itu suka mengklaim kepunyaan orang.

“Kami semua sama sikapnya terkait lumpia ini. Lumpia ini berasal dari Semarang, Malaysia memang sukanya klaim terus begitu,” ujar Margono saat dihubungi, Senin (9/3/2015).

Saat ini, kata dia, pedagang lumpia yang berjualan di pusat oleh-oleh Pandanaran Kota Semarang berjumlah 11 pedagang. Sementara yang berdiri toko ada enam hingga 10 toko oleh-oleh. Toko-toko kecil penjual lumpia juga terlihat sepanjang jalan protokol di Kota Semarang.

Tiap lumpia yang dijual dipatok dengan harga persatuan atau per biji. Tiap biji dihargai antara Rp 8.000 hingga Rp 11.000. Sementara lumpia yang dijual di toko dijual lebih mahal ketimbang yang dijual di kaki lima.

Meski mengecam, Margono mengambil sisi baik dari aksi klaim Malaysia tersebut. Dia menilai klaim yang ada justru membuat lumpia diakui secara internasional. Satu sisi, lumpia adalah produk Indonesia, khususnya berasal dari Kota Semarang.

“Kalau diklaim berarti kan kualitasnya (lumpia) bagus. Made in Semarang itu bagus hingga bisa diklaim. Layak untuk jadi pusat oleh-oleh Semarang. Ada baiknya juga berarti,” serunya.

Kuliner lumpia asli warisan Budaya Kota Semarang, yakni dibuat oleh Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasi pada 1870. Pewaris lumpia generasi kelima, Cik Me Me yang meneruskan apa yang diwariskan leluhurnya itu tak ingin lumpia diklaim sepihak oleh Malaysia.

Sebelumnya, kelompok Forum Masyarakat Peduli Budaya Indonesia (Formasbudi) menggelar aksi protes di Kedubes Malaysia soal rencana negara jiran itu untuk mengklaim lumpia menjadi warisan budaya mereka.

Sebagai bahan protes, Formasbudi kemudian membawa sejumlah lumpia berbeda Indonesia. Mereka membagi-bagikan lumpia, salah satunya kepada Polisi Diraja Malaysia yang berjaga di Kedutaan tersebut. (Baca juga: Polisi Malaysia Disodori Lumpia Berbendera Indonesia). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com