Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta Bertepuk Sebelah Tangan dan Nasihat agar Mahasiswa Kreatif

Kompas.com - 05/03/2015, 11:28 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


PURWOKERTO, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bernostalgia semasa mudanya saat kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Cerita-cerita unik nan seru dibaginya di depan ratusan mahasiswa Universitas Jendral Sudirman Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (5/3/2015).

Ganjar bercerita soal pengalamannya menginjakkan pertama kali di kampus Unsoed ini saat menjadi mahasiswa UGM. Saat itu, Ganjar tiba di Unsoed setelah acara muncak di Gunung Slamet dan turun di Purwokerto.

Saat itu, ada anggota Mahasiswa Pecinta Alam Unsoed mengantarkannya saat proses pendakian. Salah satunya seorang mahasiswi cantik dari Fakultas Biologi. Ganjar mengaku suka dengan perempuan tersebut, tetapi cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Tahun 1990-an saat puncak di Gunung Slamet, ada perempuan cantik ikut mengantar saya naik. Dia anak biologi Unsoed. Tapi sayang, ditolak. Kalau sekarang dia menyesal atau tidak saya kurang tahu," kata Ganjar menceritakan kisah mudanya, Kamis pagi.

Saat itu, Ganjar kerap mendaki berbagai gunung karena aktif di Mapala UGM. Saat itu, Ganjar muda telah aktif di lingkungan, saah satunya dengan menanam pohon di kawasan puncak. Beberapa gunung di Jawa Tengah dan DIY telah ditanaminya. Bahkan, di beberapa gunung, banyak mahasiswa yang meneliti tanaman di Gunung Slamet usai kebakaran hutan.

"Saya lulus dengan banyak kasihan. Saya itu Mapala (Mahasiswa paling lama). Saya kuliah lama itu aktif. Ketemu banyak orang, banyak ilmu, banyak juga sumbangan," ungkapnya.

Politisi PDI-P ini berpesan kepada mahasiswa untuk terus berkreatif. Dalam melakukan aktivitas, pihaknya bisa meminta bantuan ke berbagai perusahaaan dan pemerintah. Hal itu penting agar mahasiswa mempunyai cara berpikir kreatif, salah satunya dengan meminta sumbangan.

Sewaktu muda, Ganjar juga kerap melakukan aksi demonstrasi. Teman-temannya juga biasa ditangkap polisi usai berdemo. Namun, dengan kegigihan, akhirnya para pendemo yang ditangkap tetap berhasil lulus kuliah.

"Demo boleh, asal tidak boleh anarkis. Dulu teman saya dipenjara akibat demo. Rektor UGM datang ke penjara dan bilang ke teman saya, kamu garap skripsi disana. Dan akhirnya bisa lulus," ceritanya.

Dalam hal lingkungan, Ganjar juga mengkritik soal banyaknya acara seremoni dalam penanaman pohon. Saat dilakukan penanaman pohon, sisa tanaman dijual oleh oknum tak bertanggung jawab.

"Saat ada tanam satu miliar pohon itu cara hitungnya gimana. Saat tak tanya ke Kementerian Kehutanan malah dijawab, kalau gak percaya silahkan hitung sendiri. Jadi langsung ditanam semua di tempat," cetus dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com