Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senangnya Dapat Durian Seharga Rp 450.000...

Kompas.com - 23/02/2015, 13:54 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com — Ribuan warga dari berbagai wilayah memenuhi jalan setapak menuju Kawasan Ekowisata Gogor Park di Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Patuk, Minggu (22/2/2015) siang, untuk menghadiri Festival Durian 2015. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan yang digelar rutin setiap tahun itu.

Meski harus berjalan cukup jauh, sekitar setengah kilometer, para pengunjung terlihat cukup menikmati. Cuaca yang sangat terik tak mengganggu para pengunjung karena pepohonan rimbun membuat lokasi festival cukup teduh.

Tepat di tengah-tengah kebun yang dipenuhi pepohonan mahoni, festival durian berjalan cukup meriah. Panitia membagi festival ini menjadi tiga kegiatan, yakni kontes durian yang diikuti oleh petani durian dari Kecamatan Patuk, lomba makan durian yang diikuti oleh pengunjung, serta lelang durian.

Dari ketiga kegiatan, lomba makan dan lelang durian menjadi acara paling menarik. Para pengunjung berkumpul di depan panggung untuk mengikuti lelang durian hasil panen petani lokal. Tak tanggung-tanggung, lelang untuk 19 durian unggulan para petani di Kecamatan Patuk memecahkan rekor lelang tahun lalu.

Magdalena Dwi Sinta (25), seorang wisatawan asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, berhasil memenangkan lelang dengan membeli durian senilai Rp 450.000. Harga satu durian berukuran cukup besar tersebut mengalahkan harga durian termahal tahun lalu, yakni senilai Rp 250.000.

Untuk mendapatkan durian terbesar dalam festival ini, perempuan yang bekerja di Badan Lingkungan Hidup (BLH) di Pangkalan Bun tersebut harus bersaing dengan puluhan peserta lelang lainnya. Saat harga awal dibuka senilai Rp 200.000, para pencinta durian yang hadir langsung bersaing menawar durian lokal Kabupaten Gunung Kidul tersebut.

Setelah cukup lama bersaing menawar dengan harga tertinggi, gadis berambut sebahu tersebut akhirnya menawar dengan harga yang cukup fantastis, Rp 450.000.

"Saya tertarik dengan durian ini, kan di Kalimantan tidak ada festival durian. Saya juga baru pertama kali ikut festival ini," kata gadis yang biasa dipanggil Dewi tersebut.

Rencananya, durian yang dibelinya dalam lelang itu akan dimakannya bersama teman-temannya yang kebetulan berlibur ke Yogyakarta.

"Mau dimakan sendiri," ucapnya.

Agenda yang juga dinanti-nantikan oleh pengunjung adalah lomba makan durian. Sebanyak lima belas peserta berlomba memakan durian paling banyak. Satu per satu peserta langsung menyantap durian yang disediakan oleh panitia. Peserta yang paling banyak menghabiskan durian dalam waktu dua menit mendapatkan hadiah yang sudah disediakan oleh panitia.

Sekretaris panitia Festival Durian, Muhajir, mengatakan, Festival Durian 2015 ini diikuti oleh 30 peserta dari semua desa di Kecamatan Patuk. Kegiatan ini digelar untuk memopulerkan durian lokal Patuk, yakni jenis Petruk dan Kencono Rukmi.

"Kami ingin membuktikan jika Gunung Kidul mampu menghasilkan durian yang baik," katanya.

Menurut dia, kualitas durian lokal Patuk ini lebih baik dibandingkan dengan durian dari wilayah lain. Daging buahnya kesat dan rasanya manis. Selain itu, petani hanya memanen durian yang benar-benar sudah matang sehingga rasanya dijamin lebih enak.

"Masyarakat di sini menjual ketika (durian) sudah jatuh sehingga dijamin lebih manis dan segar," ujarnya.

Festival durian yang digelar untuk kali kedua ini, menurut Muhajir, diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, para petani bertambah semangat untuk menghasilkan durian yang berkualitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com