MF, warga yang mengetahui kejadian menuturkan, kedatangan Rudi bersama rekan-rekannya dalam keadaan emosi karena terkait dengan penjualan tanah di pinggir pantai desa setempat. Diketahui penjualan tanah melibatkan Nuruddin.
Dijelaskan MF, sebelum melakukan perusakan, Rudi menelpon Nuruddin. Kepada Rudi, Nuruddin mengaku ada di rumahnya dan Rudi akan menemuinya. Karena mendengar Rudi akan melakukan penyerangan, Nuruddin melarikan diri dari rumahnya.
"Rudi dan rekan-rekannya mengamuk. Beberapa peralatan rumah dan dagangan Nuruddin di rumahnya dirusak menggunakan sajam," imbuh MF.
Saat melakukan perusakan, salah satu rekan Rudi hendak menghalangi rekan lainnya karena menggunakan celurit. Akibatnya, salah satu dari mereka terluka karena terkena sajam.
"Sepertinya mereka yang datang ke rumah Sekdes dalam keadaan mabuk hingga terlihat emosi dan tidak terkontrol," ungkapnya.
Sehabis melakukan perusakan, warga kemudian membubarkan diri. Terlebih, orang yang dituju sudah tidak ada di lokasi.
Diberitakan sebelumnya, perusakan ini terkait kekesalan warga atas ulah Nuruddin yang terlibat penjualan tanah milik negara yang ada di sepanjang pantai Desa Ambat. Penjualan tanah tersebut tanpa sepengetahuan nelayan setempat. Padahal tanah yang dijual secara diam-diam itu, menjadi tambatan perahu nelayan sehari-hari.
Diketahui, tanah yang dijual itu bukan milik kepala desa ataupun perangkat desa lainnya. Tanah tersebut akan diukur untuk diberi batas tanah oleh pembelinya. Namun pengukuran gagal karena nelayan setempat menghadang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.