Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anaknya Tewas saat Turun Gunung, Orangtua Endus Kejanggalan

Kompas.com - 10/02/2015, 23:21 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Awal Juni 2014 lalu, Aditya Gunansar (24), mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Semarang (USM) dikabarkan tewas dalam perjalanan turun dari Gunung Prau. Dia mengikuti kegiatan bersih-bersih Gunung Prau yang digelar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Ngudi Waluyo Ungaran.

Putra sulung pasangan Gunansar (47) dengan Siti Ngatmini (46), kedua warga Plamongan Indah, Blok F3 Nomor 3 RT 02 RW XXXIII, Kabupaten Demak itu berangkat dari titik pendakian Jalur Patak Banteng Dieng pada 7 Juni 2014 dan dijadwalkan turun sehari berikutnya.

"Namun tiba-tiba saya dapat telepon dari temannya yang mengabarkan anak saya tewas saat perjalanan turun," kata Gunansar di Ungaran, Selasa (10/2/2015) siang.

Setelah mendapat kabar mengejutkan itu, dia dan keluarganya segera menuju Puskesmas Kejajar, Wonosobo untuk menjemput jasad korban. Saat itu, keluarga melihat ada kejanggalan pada tubuh korban. Namun mereka tidak berani mengungkapkannya sampai kemudian Aditya dimakamkan di pemakaman Plamongansari.

"Di tubuhnya ada lebam di bagian wajah dan luka robek dalam pada telapak kaki kiri. Katanya meninggal karena kehabisan darah akibat luka robek, tapi anehnya sepatunya utuh," jelasnya.

Sepuluh hari setelah korban dimakamkan, lanjut Gunansar, anggota Polsek Kejajar mendatangi rumahnya dan menyodorkan selembar kertas untuk ditandatangani. Belakangan ia baru mengetahui bahwa kertas tersebut berisi pernyataan tidak akan menuntut dan menerima kematian anaknya.

"Saya iyakan saja karena saya memang tidak bisa baca tulis. Saya tidak ingin menuntut apa-apa, apalagi menyudutkan pihak berwenang. Seandainya dari awal ditawari otopsi tentu saya setuju, tapi tawaran itu disampaikan 10 hari setelah dimakamkan," ujarnya.

Gunansar mengungkapkan hal itu kepada wartawan karena hingga saat ini, belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa anaknya. Pihaknya berharap, panitia penyelenggara maupun Stikes Ngudi Waluyo Ungaran menjelaskan fakta yang terang benderang tentang penyebab kematian Aditya Gunansar.

"Katanya (Stikes Ngudi Waluyo) akan datang ke rumah, tetapi sampai saat ini belum ada yang datang. Saya telepon juga tidak diangkat. Keluarga baru sebatas menerima uang Rp 1.030.000, itupun berasal dari sumbangan sukarela sesama peserta," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com