Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anaknya Tewas Disiksa Polisi, Sumardi Lapor Polda DIY

Kompas.com - 03/02/2015, 17:06 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Merasa janggal dengan penyebab kematian putranya, Sumardi Harta memutuskan jenazah Maulana Rusadi diotopsi. Keluarga juga melaporkan aparat Polres Bantul ke Mapolda DIY terkait dugaan penganiayaan terhadap Maulana Rusadi.

"Kemarin kita sudah melaporkan ke Polda DIY, tadi melengkapi berkas," jelas Sumardi Harta, ayah Maulana Rusadi, saat ditemui di ruang jenazah RS Sardjito, Kota Yogyakarta, Selasa (3/2/2015).

Sumardi mengungkapkan, keluarga melapor ke Polda DIY karena merasa aneh atas keterangan polisi yang menyatakan luka Maulana akibat terjatuh setelah melompat dari mobil saat dibawa ke Mapolres Bantul.

"Wajahnya itu lebam-lebam, kepala bagian belakang memar, kan janggal. Kalau jatuh harusnya ada luka lecet," tegasnya.

Selain itu, berdasarkan keterangan dari teman Maulana yang juga turut ditangkap, mereka dibawa dalam kondisi mata ditutup.

"Kalau soal tuduhan polisi kami tidak tahu. Tapi kenapa harus matanya ditutup dan mobil sempat berhenti di jalan," tandasnya.

Untuk mengetahui penyebab kematian putranya, Sumardi Harta membawa jenazah Maulana dari RS Wirosaban ke RS Sr Sardjito untuk diotopsi.

"Ini akan diotopsi untuk melengkapi pelaporan ke Polda DIY. Kami berharap apa yang menimpa Maulana dapat terungkap," harapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Maulana Rusadi (22), warga Gatak, Sumberagung, Moyudan, Sleman diduga menjadi korban penganiayaan oknum polisi pada Jumat (23/1/2015) lalu. Maulana meninggal pada Minggu (1/2/2015) setelah dirawat selama 10 hari di RS Wirosaban, Kota Yogyakarta. [Selengkapnya baca: Diduga Disiksa Polisi, Maulana Meninggal setelah Dirawat 10 Hari]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com