Sumur berukuran mungil yang letaknya dekat kantor Kepolisian Sektor Insana Utara, walaupun memiliki kedalaman kurang lebih dari dua meter, akan tetapi memiliki debit air yang cukup banyak. Hal ini memudahkan pemilik dan warga lainnya untuk menimbanya.
Matheus Fui yang ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (1/2/2015), mengaku, sumur itu dibuatnya sekitar tahun 2013 saat berlangsung acara Sail Komodo. Waktu itu, dia sendirilah yang menggali sumur itu dengan menggunakan peralatan seadanya.
“Waktu itu pas ada kegiatan Sail Komodo, saya membuka usaha warung di sini. Karena kesulitan air, saya pun coba-coba menggali tanah di belakang warung, dengan harapan bisa dapat air, biarpun asin juga tidak masalah. Baru sekitar satu meter saya gali, air sudah keluar banyak dan saya rasa kok airnya tawar,” tutur Matheus.
Matheus tak pernah menyangka kalau air di dalam sumur itu terasa tawar. Pasalnya, sumur di belakang kantor kepolisian sektor Insana Utara yang jaraknya lebih dari 100 meter saja terasa asin. Begitu pun pada sumur di rumah warga lainnya yang berada dekat laut.
Air tawar dari sumur tersebut, kata Matheus, dipergunakan untuk mandi, cuci pakaian dan cuci piring, cuci sendok serta gelas. Sedangkan untuk masak makanan maupun air minum, untuk sementara, ia belum berani menggunakan air tersebut.
Matheus berencana dalam waktu dekat ini, akan membuat sumur itu menjadi permanen dan juga akan membawa sampel air ke laboratorium untuk dicek sehingga bisa diketahui apakah layak dikonsumsi atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.