Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2015, 21:57 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com
– Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menganggap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak paham soal pengertian aset negara. Yusril Ihza Mahendra mewakili PT Indo Perkasa Utama (IPU) menggugat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 1,6 triliun terkait sengketa penggunaan lahan di Pekan Raya dan Promosi Pembangunan (PRPP).

“Hak Pengelolaan Lahan (HPL) itu bukan aset negara. HPL itu hak pengelolaan, kepanjangan dari Undang-undang Dasar Pasal 33. Ganjar itu keliru,” kata Yusril saat dikonfirmasi dari Semarang, Kamis (8/1/2014). Yusril dimintai tanggapannya atas pernyataan Ganjar yang menyebut gugatan yang diajukan Yusril salah alamat sebab diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), bukan ke Pengadilan Negeri. Baca:  Ganjar Pranowo: Gugatan Yusril Salah Alamat.

“Ganjar bilang di Tempo, dia akan mati-matian pertahankan aset negara, dia enggak ngerti, HPL itu bukan aset negara. Kekayaan alam dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat. Negara hanya mengatur peruntukan tanah itu,” kata dia.

Jika ada warga minta, kata Yusril, mestinya dipahami dalam kerangka tersebut. Pengertian HPL berbeda dengan hak guna bangunan ataupun hak pakai, dan hak guna usaha.

“Hak pengelolaan itu beda. Saya punya pengalaman menangani soal Kemayoran dan Senayan,” ujar dia.

Soal pernyataan Ganjar mengenai salah alamat, Yusril mengatakan, ia paham soal perbedaan kedua pengadilan itu. “Kami paham kewenangan Pengadilan TUN itu mengadili keputusan pejabat. Kami gugat perbuatan melawan hukumnya, yakni tindakan gubernur yang melanggar hukum,” kata Yusril.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com