Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2014, 15:16 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com — Aksi jahil geng motor di Kota Ungaran, Kabupaten Semarang, ini makin meresahkan. Tak hanya ruang-ruang publik, mereka juga menyasar tempat-tempat ibadah.

Tiga buah coretan mengotori dinding lantai tiga Masjid Agung Ungaran yang terletak di depan rumah dinas bupati, Jl Ahmad Yani, Ungaran. Penjaga masjid, Khamdan Ngabdul Hakim (23), mengaku kaget saat mengetahui ada coretan tulisan berwarna hitam dengan ukuran yang sangat besar di dinding salah satu ruangan di lantai tiga.

Tulisan tersebut antara lain "X-NZB2", "X-NZB2 Siap Tempur", dan "Voltavia" dengan ukuran huruf sekitar 80 sentimeter.

"Kamar kami juga di lantai tiga ini, kalau ada yang naik ke sini pasti kita tahu. Diperkirakan mereka beraksi pada saat pelaksanaan ibadah shalat Jumat. Saat itu semua penjaga tugas di ruang utama shalat di lantai dua," kata Hakim, Senin (22/12/2014) siang.

Setelah ditelusuri oleh Hakim, diduga coretan tersebut dibuat oleh anggota geng motor yang mempunyai markas di daerah Bergas dan Bawen. Coretan dinding tersebut sudah ada sekitar tiga pekan yang lalu dan sudah dilaporkan ke Satpol PP Kabupaten Semarang.

"Katanya itu lambang sebuah geng motor yang ada di salah satu SMP di Bergas. Tapi ada yang bilang juga geng motor dari Bawen," ujarnya.

Salah satu takmir Masjid Agung Ungaran, Marno, mengatakan, sebelum adanya coretan tersebut, pihaknya juga mengeluhkan adanya kejadian pecahnya beberapa asbes dan gipsum yang ambrol. Diduga, hal itu terjadi karena diinjak-injak oleh pelaku yang sama.

Pecahnya asbes tersebut mengakibatkan gipsum di bawahnya ambrol karena terkena aliran air hujan sehingga lantai utama masjid tergenang air.

"Asbes yang ambrol ada empat lembar ukuran 90 cm x 2,2 meter dan gipsum empat lembar ukuran 1,2 meter x 2,40 meter. Bagian atap ini sudah dua kali kita perbaiki akibat diinjak-injak. Lha itu belum lama, malah ada coretan di dinding ini," terang Marno.

Yang lebih memprihatinkan, lanjut Marno, kaligrafi bertuliskan "Allah" yang terbuat dari stainless di bagian mustaka atau puncak masjid juga hilang. Di bagian tiang mustaka malah digantungkan duk (setangan leher) Pramuka.

"Entah bagaimana caranya mereka bisa naik ke puncak masjid. Yang jelas tulisan 'Allah' hilang, ditutupi duk Pramuka. Di atap juga ada peci yang ketinggalan," ungkapnya.

Kejadian yang meresahkan ini pun sudah dilaporkan ke pihak Satpol PP Kabupaten Semarang dengan harapan ke depan keberadaan Masjid Agung terhindar dari tangan-tangan jahil. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya setiap pelaksanaan ibadah shalat Jumat mengerahkan remaja putri untuk mengawasi area parkir dan tangga menuju lantai dua masjid.

"Sementara kami minta bantuan anak-anak Panti Sahal Suhail yang putri untuk berjaga di area parkir dan sekitar masjid pada saat Jumatan. Kalau ada yang keluyuran di tengah parkir dan lantai masjid saat shalat Jumat bisa dideteksi," imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com