Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2014, 11:21 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Produktivitas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bumi Serasi Kabupaten Semarang dipertanyakan. Sebab, selain belum bisa menyetorkan laba untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Semarang, salah satu BUMD tersebut dikabarkan mengalami defisit anggaran.

Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang Asof mengaku heran dengan laporan PDAM yang selalu merugi. Bahkan, Asof mengaku mendapatkan informasi PDAM mengalami defisit anggaran. "Kabar terakhir PDAM defisit. Aneh, menjual air kok sampai rugi," kata Asof, Senin (22/12/2014).

Alasan PDAM belum menyetorkan keuntungan ke kas PAD, kata Asof, karena layanan PDAM baru 18 persen dari jumlah total penduduk Kabupaten Semarang. Padahal, jika melihat ketentuan target Millennium Development Goals (MDGs), PDAM sudah mencapai target minimal layanan sebesar 80 persen.

"Target MDGs, cakupan layanan PDAM 80 persen untuk bisa menyetorkan pendapatan sebagai PAD. Semestinya, PDAM kita sudah harus setor ke PAD karena sudah mencapai 82 persen. Tetapi, PDAM menghitung cakupan layanannya baru 18 persen. Tidak dihitung layanan air bersih lainnya dari pemerintah," tutur Asof.

Asof mengatakan, penghitungan MDGs itu tidak hanya layanan PDAM, tetapi juga seluruh pelayanan air bersih dari pemerintah, seperti Program Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan program sejenisnya. Sebab, jika melihat kondisi Kabupaten Semarang yang geografisnya berbukit-bukit, PDAM sulit untuk mencapai 80 persen dengan hitungannya sendiri.

"Lumayan kalau PDAM bisa setor ke PAD, sebab setahun bisa mencapai Rp 2 miliar. Selama ini PDAM belum setor karena mengaku belum mencapai 80 persen cakupan. Jadi, uangnya kembali ke PDAM lagi untuk pengembangan produksinya," kata Asof.

Dihubungi terpisah, Dirut PDAM Kabupaten Semarang, Moch Agung Subagyo, mengakui PDAM belum menyetor laba ke kas Pemkab Semarang sebagai PAD. Sebab, PDAM belum mencapai 80 persen cakupan layanan. Hal itu sesuai Permendagri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Belanja Daerah.

"Mosok kita tidak ingin setor, tentu kita tetap pengin setor PAD. Tapi, kita tidak mau melanggar ketentuan Permendagri tersebut," kilah Agung.

Menurut Agung, perlu ada persamaan persepsi antara PDAM, Badan Pusat Statistik (BPS), maupun dengan DPRD mengenai target cakupan layanan yang mewajibkan PDAM harus menyetorkan laba sebagai PAD. "Tetapi, dari hitungan kami, acuannya jumlah sambungan sehingga cakupan layanan rumah tangga memang baru 18 persen jika total cakupan baru mencapai 24,17 persen saja. Jadi, belum mencapai 80 persen, masalah tersebut sudah kami klarifikasi dengan DPRD," tutur Agung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com